Thursday, 27 November 2025

AKHLAQ

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.374.06.11-2025 Salah satu dari 7 indicator keberhasilan seseorang bertaubat, adalah membaiknya akhlaq. 2 (dua) indacator lainnya sudah dibahas di tulisanku yang lalu yaitu “sanggup memenuhi 3 syarat taubat”, “membaiknya hubungan dengan Allah”. Sedangkan 4 indicator lagi yaitu “menghindari pergaulan buruk, “ tidak menzalimi sesama manusia”, “Rendah hati tak meremehkan orang lain” dan “Istiqamah dalam kebaikan”; إِنْ شَاءَ اللَّه diharapkan akan muncul ditulis dikesempatan-kesempatan mendatang. Pada kesempatan ini diketengahkan mengenai Akhlaq. Akhlaq (أخلاق) secara bahasa berasal dari kata khuluq yang berarti sifat, perangai, atau budi pekerti. Dalam istilah agama, akhlaq adalah: Sikap dan perilaku seseorang yang terbentuk dalam jiwa, sehingga muncul secara spontan tanpa perlu dipaksa, sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Ada pula yang menyepadankan makna akhlaq dengan karakter seseorang yang tercermin dalam tindakan sehari-hari, baik kepada Allah, sesama manusia, maupun lingkungan, juga terhadap alam dimana terdapat makhluk2 Allah. Nabi Muhammad ﷺ diutus Allah utmanya untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Di dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda: إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Tanda-tanda akhlak baik yang ideal: 1. Sopan dan lemah lembut dalam bertutur kata; Kadang kita telah berusaha sopan dalam bertutur namun timbul juga secara tak sengaja meluncur kata2 yang menyinggung orang. 2. Jujur dalam setiap keadaan; kejujuranpun demikian, kita selalu diuji dan tak jarang tergelincir. 3. Ramah dan murah senyum; Ketika pikiran sedang kusut, terbawa ke sikap yang tak ramah dan cemberut. 4. Peduli dan suka menolong; Ada orang yang memerlukan pertolongan, kita tak jarang jadi ragu, khawatir yang bersangkutan hanya berpura-pura atau hendak menipu. 5. Redah hati (tawadhu’); Sebagai manusia selalu tak mau jika dipandang rendah oleh orang lain, timbul perasaan ingin menonjolkan diri bahwa awakpun bukan orang sembarangan. 6. Sabar, emosi terkendali. Sering orang bilang bahwa sabar ada batasnya, padahal batasnya sendiri itu bagaimana, setiap individu tidak sama, lantas kalau batas telah terlampui menurut individu yang bersangkutan maka dianya lantas tak dapat mengendalikan emosi. 7. Menjaga rahasia dan amanah; Sulit memang untuk menjaga amanah dan rahasia, tak jarang rahasia dibuka ke orang yang tak semestinya lalu di pesankan “ini rahasia”. 8. Berlaku adil., Berlaku adil bukan sesuatu yang mudah, kadang buat diri sendiri saja tak bisa adil. 9. Pemaaf; Memaafkan adalah sesuatu yang tidak gampang tak jarang seseorang mengatakan “tak akan saya maafkan dunia akhirat” padahal Allah mengingatkan: قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًىۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ ۝٢٦ “Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun”. (Al-Baqarah 263) Surat Ali ‘Imran Ayat 134: ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. 10. Menjaga hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan sesama manusia; untuk ini tidak mudah karena iman manusia turun naik. Teringat kisah Rasulullah Muhammad ﷺ dengan seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah. Pendeta itu masuk menerobos shaf para sahabat nabi, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras seraya berkata kasar, “Bayar utangmu, wahai Muhammad”, (sebetulnya hutang belum jatuh tempo). Pendeta Yahudi itu melanjutkan cercaannya “sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang selalu mengulur-ulur pembayaran utang.” Umar bin Khattab r.a. langsung berdiri dan menghunus pedangnya. “Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas batang lehernya.” Rasulullah ﷺ berkata, “Bukan berperilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan perilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar utang dengan baik.” Setelah kisahnya berlanjut, (untuk singkatnya tidak diredaksikan di artikel ini). Tiba-tiba pendeta Yahudi berkata, “Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlaqmu. Aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum aku coba, yaitu sikap lembut engkau saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang. Oleh sebab itu, aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim yang miskin.” Kelembutan merupakan akhlaq yang mampu mendekatkan manusia kepada Islam. Allah menjelaskan, “Maka, disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…….” seperti tersurat pada Ali Imran 159: فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ … ۝١٥٩ Sanggupkah diri kita memiliki kesepuluh tanda2 akhlaq baik yang ideal tersebut? Besar kemungkinan tak seorangpun dari pembaca yang sanggup memenuhi 10 tanda-tanda itu semua, namun kita tetap berupaya maksimal untuk mendekati pemenuhan tanda-tanda tersebut dalam prosentase yang tinggi. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 6 Jumadil Akhir 1447H. 27 November 2025.

No comments:

Post a Comment