“Barang siapa yang shalat subuh berjama’ah,
dan duduk di tempat shalatnya, dan membaca tiga ayat di awal surat al An’am,
maka Allah akan mengutus 70 malaikat untuk bertasbih kepada Allah, dan
memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat”, Demikian; Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda. .
Imam Suyuthi menyebutkan dalam “ad Durrul Mantsur” 3/246, ad Dailami dan al
Ghofiqi dalam “Lamahatul Anwar” 935 juga menisbahkan kepadanya, dengan redaksi
yang mirip dengan hadits Ibnu ‘Abbas.
Imam Al Alusy dalam
“Ruuhul Ma’ani” 7/76, setelah menyebutkan beberapa hadits dan atsar tentang
surat al An’am, diantaranya adalah hadits Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud dan yang
lainnya, namun hampir semua riwayat di atas adalah dha’if, dan sebagian yang
lain maudhu’ (palsu).
Tidak ada satu pun
hadits yang kuat yang menjelaskan tentang fadhilah surat al An’am. seperti
dipetik di awal di atas. Meskipun
demikian juga ada baiknya jika dikaji bahwa tiga ayat awal surat al An’am
tersebut mengandung setidaknya beberapa butiran makna yang bila direnungkan
mendalam akan meningkatkan pemahaman dan keinsafan kita akan hakikat diri dan
akan kebesaran Allah maha pencipta. Dengan pemahaman dan keinsafan itu maka
perjalan hidup kita setiap hari Insya Allah selalu dalam kendali dan koridor
kehendak Allah.
Butiran tersebut antara lain adalah:
1.
Pengakuan bahwa Allah
menciptakan langit dan Bumi, serta mengkondisikan bumi ini gelap dan terang.
serta menegaskan bahwa keingkaran terhadap penciptaan itu adalah sifat orang
kafir.
2.
Pengakuan bahwa manusia
diciptakan dari tanah, ditentukan ajal kematian serta demikian juga alam ini
telah ditentukan akan berakhirnya. Tetapi manusia tetap saja ragu-ragu.
3.
Bahwa Allah mengetahui
apa yang kita nyatakan dan apa yang kita sembunyikan serta apa pula yang telah
kita lakukan.
Itulah mungkin, maka malaikat diustus Allah sebanyak 70 untuk
memintakan ampunan untuk siapa yg mengamalkan membaca ayat tersebut setelah
shalat subuh berjamaah di masjid. Tentu saja membaca dengan merenungkan makna
yang terkandung di dalam ayat tersebut. Dengan renungan yang mendalam.
Bila dilakukan dengan penuh kesadaran dan renungan mendalam akan
makna ayat itu, maka diri ini disadari adalah kecil semata, dibandingkan dengan
ciptaan Allah menciptakan langit dan bumi. Diri ini tak berkuasa tak ada daya
upaya atas kekuasan Allah menjadikan bumi ini terang, menjadi kan bumi ini
gelap, dengan siang dan malam. Renungan dilanjutkan dengan ayat berikutnya
bahwa Allah lah yang menciptakan diri ini dari tanah, Allah menentukan ajal
diri ini kapan akan berakhir dan pasti akan berakhir siapapun dia. Jangankan
diri ini, sedangkan alam semesta yang diciptakan yang sangat luas dan besar
dari diri ini akan menemukan ajalnya dan ditentukan oleh Allah. tetapi manusia
masih saja ragu-ragu. Dengan merenung ini pembaca ayat memposisikan diri untuk
tidak ragu sedikitpin akan ajal itu. Senantiasa mempersiapkan diri untuk
menghadapi ajal itu, dengan terus menerus berhati hati yaitu menjalankan
seluruh perintah Allah dan sedapat dan sekuat tenaga menghindari larangan
Allah.
Ayat ketiga menyadarkan diri pembacanya bahwa Allah mengetahui benar
apa pun yang disembunyikan dan yang dinyatakan, serta apapun yang kita lakukan.
Dengan demikian maka setiap saat berhati-hati dalam hidup untuk tidak berbuat
maksiat, baik yang diniatkan didalam hati maupun dilaksanakan dengan perbuatan.
Sehingga setelah shalat subuh dan memahami akan makana dari ayat-ayat itu, maka
lapanglah dada yang bersangkutan dan kemudian keluar dari masjid memulai kehidupan
dengan selalu menebar kebaikan; insya Allah.
70 malaikat bertasbih memohonkan ampunan kepada pembaca surat
tersebut dengan syarat: Shalat subuhnya shalat berjamaah, shalat berjamaahnya di
masjid, setelah shalat duduk ditempat shalatnya itu, belum beranjak sebelum
selesai membaca dan merenungkan secara mendalam kandungan ayat-ayat tersebut.
70 malaikat yang memintakan kita ampun, logikanya akan dikabulkan Allah, justru
yang menyuruh malaikat berbuat demikian adalah Allah. Mahluk yang mendo’akan
adalah mahluk Allah yang suci yaitu para malaikat. Apabalagi malaikat, sedang
manusia yang baik-baik, manusia yang beramal shalih do’anya saja diijabah
Allah.
Semoga pembaca senantiasa diberi kekuatan oleh Allah, untuk selalu
shalat berjamaah terutama shalat Subuh dan Shalat Isya. Karena shalat Isya
berjamaah akan diganjar Allah, seolah-olah shalat setengah malam, sedangkan
shalat subuh berjamaah memperoleh pahala setara dengan shalat sepanjang malam.
Begitulah salah satu anugrah Allah untuk kita ummat diakhir zaman ini yang
hidupnya tidak berusia panjang, tetapi dikaruniai oleh Allah efisien dalam
beribadah dengan dilipat gandakan ganjaran, dari durasi ibadah yang singkat
diperoleh hasil yang berlipat-lipat.
No comments:
Post a Comment