Wednesday 29 May 2024

BANGUN – JATUH

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.249-5.05.2024 Sambil nunggu panggilan menghadap dokter di RS kontrol rutin bulanan di suatu poli, kutulis artikel ini, agar waktu tunggu tak terasa panjang. Bocah belajar berjalan, sekitar usia antara 11-15 bulan diawali dari bangun, kadang jatuh. Selanjutnya bangun lagi dan jatuh, berulang-ulang. Baru lancar berjalan setelah beberapa kali bangun dan jatuh. Alhamdulillahnya anak manusia belajar berjalan seusia belasan bulan, jikapun jatuh, jaraknya tidak terlalu tinggi. Paling menyulitkan kalau sudah tua, lama menderita sakit misalnya, lalu belajar berjalan kembali, maka ya ampun jika jatuh demikian sakit, bisa jadi berakibat vatal, karena jaraknya tinggi. Tamsil “bangun dan jatuh”, ketika anak manusia masih bocah belajar berjalan ini, juga melekat kepada kehidupan manusia sepanjang hidup, meliputi; bergerak dibidang usaha, berkarier dalam pekerjaan, berprestasi dalam masyarakat, termasuk berkecimpung dibidang politik. Berbeda dengan hewan berkaki empat, begitu lahir beberapa saat kemudian dalam hitungan menit lalu dapat berdiri, lalu dapat berjalan. Hewan berkaki empat diciptakan tidak mengenal “bangun dan jatuh”, mereka hanya menjalani; lahir, bangun, berdiri berjalan, menjalani hidup sesuai kondisi alam dimana dia ditaqdirkan Allah hidup. Allah mengajak kita berpikir tentang kejadian hewan (berkaki empat) diantaranya tentang kejadian “Unta” اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ ۝١٧ “Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan”? Unta diciptakan dengan kondisi tubuh yang mampu menghadapi kondisi alam dimana mereka diciptakan. Sedangkan manusia hidup penuh tantangan dan persaingan, serta permasalahan interaksi sesama manusia. Ketika berusaha, manusia harus bekerja keras, tidak seperti hewan tidak begitu keras usaha untuk bertahan hidup. Sebagian hewan dihidupkan Allah di lingkungan yang sudah tersedia matarantai makanan untuk mendukung kehidupanya, serta sesuai kondisi alamnya dimana mereka dihidupkan. Lain lagi dengan jenis hewan ungas, itupan beda ayam dengan burung. Ayam tak lama setelah menetas langsung turun dari sarangnya, diiring induknya mencari makan. Sedangkan burung, belum langsung terbang perlu waktu, makanannya masih harus disuapi ortu mereka. Sungguh bila di amati ayat2 kauniyah yang diperlihatkan Allah didunia ini demikian luar biasa, benarlah apa yang disebutkan Allah dalam Al-Kahfi 109: قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا "Katakanlah (Muhammad), "Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."" Masalah “bangun dan jatuh” buat anak manusia ketika belajar berjalan, juga merupakan ayat kauniyah, sebagai tamsil bagi manusia dalam menjalani hidup ini. Di artikel terbatas ini, ke ruang baca anda dibatasi hanya tentang manusia “bangun dan jatuh” dibidang usaha, adapun bidang lainnya tidak di bahas di artikel ini. Manusia dalam berusaha mengenal pasang surut dibidang apapun usaha itu digeluti. Untuk berusaha manusia memerlukan modal, tenaga, pikiran, teknik mensiasiti usaha, peralatan kerja serta pemasaran hasil produk. Faktor2 tsb. ada yang menyingkat dengan “6 M”. M pertama = “Modal” , M kedua “man” manusia atau tenaga kerja, M ketiga pemikiran = “manajeman”, M keempat teknik menyiasati usaha = “method”, M kelima “mesin” peralatan kerja, M keenam “marketing”, menjual hasil produk. Kadang ketika orang tengah asik menikmati kesuksesan usahanya melupakan “M” yang ketujuh yaitu; Memohon keberkahan, memohon keredhaan, memohon perlindungan Allah. Hal tersebutlah yang di sindir Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 32 sampai dengan 43. Di artikel ini agar tak terlalu panjang hanya di kutip 3 ayat yaitu saja: 35, 39 dan 42. Selebihnya mohon pembaca berkenan kiranya membuka dari kitabnya langsung. وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ قَالَ مَآ أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هٰذِهِۦٓ أَبَدًا "Dan dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan dirinya sendiri (karena angkuh); dia berkata, "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya," (QS. Al-Kahf 18: Ayat 35) وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا "Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan "Masya Allah, la quwwata illa billah" (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 39) وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِۦ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلٰى مَآ أَنْفَقَ فِيهَا وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يٰلَيْتَنِى لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّىٓ أَحَدًا "Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (para-para) lalu dia berkata, "Betapa sekiranya dahulu aku tidak menyekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun."" (QS. Al-Kahf 18: Ayat 42) Tanpa “M” ketujuh tersebut, bukan sedikit petani yang gagal panen, pabrik yang gagal produksi, hasil produksi tak laku, kalah bersaing. Tidak sedikit terjadi seorang pengusaha yang bermodal sangat besar, mempunyai tenaga kerja yang ahli pada bidangnya, dikelola dengan baik melalui pemikiran dari orang2 yang berpengamalan, produk sangat dibutuhkan pasar, namun gulung tikar, lantaran tertipu. Tak jarang perusahaan menderita rugi kerena tidak sanggup memenuhi kontrak sehingga terkena penalty yang merugikan bukan saja berwujud materiil juga nama baik. Demikian sekedar renungan bagi kita dalam berusaha guna menjalani kehidupan sebagai manusia yang memang sudah dari sejak bocah mulai tertatih-tatih belajar berjalan di mulai dengan “Bangun dan Jatuh”. Semoga Allah senantiasa memberkati setiap usaha kita. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 21 Dzulkaidah 1445 H. 29 Mei 2024

Friday 24 May 2024

Rezeki FASIF dan Rezeki AKTIF

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.248-4.05.2024 Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan Allah Swt pada hamba-Nya. Jenis rezeki, antara lain: Rezeki umum: segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Seperti: rumah, harta, kesehatan, kendaraan, dan lain sebagainya yang didapatkan baik secara halal maupun haram. Rezeki bukan hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya. Perkara rezeki, sesungguhnya dijamin Allah akan diberikan kepada semua makhluk وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ "Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6) Contoh; Ulat di dalam batu mendapat rezeki. Bagaimana ceritanya seeokar ulat kok berada dalam batu. Semulanya dia belum menjadi ulat, tentulah tadinya mahluk ini begitu halusnya, sehingga dapat masuk ke pori-pori kecil dari sebuah batu besar. Kebetulan di dalam batu besar itu ada rongga yang kemudian makhluk cikal bakal ulat itu dapat mukim. Sejak dari makhluk halus sampai menjadi ulat mendapatkan rezeki. Rezeki model ini adalah REZEKI FASIF atau rezeki yang dijamin oleh Allah. Tidak kecuali, semua makhluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rezeki pasif ini. Kenyataan setiap makhluk hidup didarat menerima oksigen sebagai rezeki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari. Selama masih belum dapat berkegiatan sendiri, manusia masih dikandungan ibu menerima rezeki fasif melalui ibu. Setelah lahir kedunia masih lemah, manusia juga menerima rezeki fasif dari susu ibu. Makan disuapi begitu besar sedikit, setelah mampu nyuap sendiri dstnya. Bila sudah dewasa sanggup mencari rezeki sendiri, untuk mendapat rezeki sudah harus mulai berusaha, tidak lagi hanya mengandalkan rezeki pasif. Dengan demikian manusia memperoleh dua jenis rezeki dianugrahkan Allah yaitu; rezeki PASIF dan rezeki AKTIF. Rezeki aktif, diperoleh manusia dengan ikhtiar, akan sejalan dengan usaha yang dilakukan. Mari kita simak 3 ayat dari surat An-Najm berikut ini tentang rizki aktif diberikan Allah setelah berusaha. وَأَنْ لَّيْسَ لِلْإِنْسٰنِ إِلَّا مَا سَعٰى "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya," (QS. An-Najm 53: Ayat 39) وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرٰى "dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)," (QS. An-Najm 53: Ayat 40) ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَآءَ الْأَوْفٰى "kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna," (QS. An-Najm 53: Ayat 41) Rezeki aktif untuk dapat menerimanya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rezeki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja, boleh berlomba-lomba. Disinilah peran agama dan anturan undang-undang untuk memberikan batasan pencari rezeki aktif ini guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Dalam pada itu manusia berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rezeki dengan cara yang tidak halal, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rezeki yang halal. Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t. jadi orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Rezeki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22. وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan." Selanjutnya tentang banyak sedikitnya rezeki yang kita peroleh: اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26). Semoga Allah senantiasa memberikan rezeki yang halalan, tayiban dan berkah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 16 Dzulkaidah 1445 H. 25 Mei 2024

Monday 20 May 2024

LALAT

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.247.05.2024 Jenis lalat sangat banyak tidak kurang dari 20 spesies, di negeri kita saja sekurangnya ada 7 jenis lalat: Lalat rumah, Lalat hijau, Lalat pasir, Lalat buah, Lalat limbah, Lalat daging, Lalat kuda. Hampir semua lalat ini keberadaannya merisaukan, sebagian besar penyebar penyakit. Bagaimanapun lalat adalah makhluk ciptaan Allah, dimana tak seorangpun manusia sanggup menciptakan makhluk serupa lalat. “ ………… إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُۥ …….” “………..Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya…………..” (potongan Al-Hajj ayat 73) Ambil saja lalat rumah (Musca dometica) berwarna abu-abu sampai hitam, dengan empat garis gelap memanjang di toraks, badan yang sedikit berambut, dan sepasang sayap membran. Lalat rumah memiliki mata berwarna merah yang terpisah lebih jauh dengan badannya. Lalat betina biasanya kawin hanya sekali dan menyimpan sperma untuk digunakan nanti. Lalat betina bertelur sekitar 100 butir (begitu kecil2nya telur itu) pada materi organik yang membusuk seperti sisa makanan, bangkai, atau feses. Telur segera menetas menjadi larva putih tanpa kaki, yang dikenal sebagai belatung. Setelah 2 hingga 5 hari perkembangan, belatung bermetamorfosis menjadi pupa berwarna coklat kemerahan, panjangnya sekitar 8 mm. Lalat dewasa biasanya hidup selama 2 hingga 4 minggu, tetapi dapat berhibernasi selama musim dingin. Lalat dewasa memakan berbagai zat cair atau semicair, serta benda padat yang telah dilunakkan oleh air liurnya. Lalat rumah mengontaminasi makanan, dan berkontribusi pada transfer penyakit yang ditularkan melalui makanan. Ukuran lalat rumah dewasa biasanya panjangnya 6 sampai 7 mm dengan lebar sayap 13 sampai 15 mm. Betina cenderung bersayap lebih besar daripada jantan, sementara jantan memiliki kaki yang relatif lebih panjang. Kepala lalat rumah sangat cembung di depan serta rata dan sedikit berbentuk kerucut di belakang. Sepasang mata majemuk besar hampir bersentuhan pada jantan, tetapi lebih terpisah pada betina. Lalat rumah memiliki tiga mata dan sepasang antena pendek. Kehebatan lalat memproses informasi visual sekitar tujuh kali lebih cepat daripada manusia, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan menghindari upaya untuk menangkap atau memukulnya, karena lalat secara efektif melihat gerakan manusia dalam gerakan lambat dengan laju fusi flicker yang lebih tinggi. Pokoknya begitu rumit tentang penciptaan Lalat ini, dari kakinya yang kita lihat sering di-gosok2kannya, mulutnya, alat cernanya dan seterusnya cukup banyak halaman kertas bila ditulis kajiannya. Ini semua menyadarkan kita betapa banyaknya ayat2 “Kauniyah” yang diturunkan Allah di muka bumi ini. Bab Lalat saja sudah luar biasa. Benarlah firman Allah di surat Al-Kahfi ayat 109. قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا "Katakanlah (Muhammad), "Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."" Mengenai Lalat ini terdapat peringatan Allah buat kita semua di surat Al-Hajj 73 يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُۥٓ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُۥ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ "Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah." Ayat ini mengingatkan: Bahwa manusia takkan sanggup menciptakan lalat (telah di ulas di awal tulisan), begitu ruwet dan rumit anatomi tubuhnya. Bahwa lalat yang demikian kecil itu punya kesanggupan untuk merampas harta manusia, melalui penyakit yang dia tebarkan. Bila terkena sakit tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan, kadang harus menjual harta benda untuk berobat. Tak jarang harta benda yang telah “dirampas” lalat itu kita tidak dapat merebutnya Kembali. Demikian renungan kita tentang LALAT, salah satu ciptaan Allah, semoga dapat menyadarkan diri ini, betapa lemahnya manusia terhadap kekuasaan Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 12 Dzulkaidah 1445 H. 20 Mei 2024

Sunday 12 May 2024

NYAMUK

Dirangkum: M. Syarif Arbi No: 1.246.05.2024 Begitu banyak permisalan diungkapkan Allah di dalam kitab suci Al-Qur’an guna memberikan petunjuk kepada manusia. Antara lain disebutkan dua hewan kecil yaitu nyamuk dan lalat. Demikian banyak jenis nyamuk ada di bumi ini, juga lalat pun beraneka macam. Kedua hewan kecil ini diciptakan Allah tidak sia2. Ayat2 kauniyah di alam terbentang menjadi sarana bagi orang2 yang beriman untuk selalu mengingat Allah dalam segala keadaan seperti terungkap dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلٰى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (Ali 'Imran ayat 191) Terbatasnya ruang baca, di kesempatan ini dirangkumkan tulisan hanya tentang nyamuk tidak termasuk tentang lalat (disinggung di atas). Dalam kaitan “mengingat/memikirkan ciptaan Allah” khusus Nyamuk; seekor hewan kecil berkepala bulat, di kepala yang kecil itu terdapat otak dan dua mata majemuk yang dilapisi lensa kecil disebut ommatidia, ditambah mata fotosensitif, oselus, yang mendeteksi variasi cahaya. Mata nyamuk memiliki ratusan lensa kecil yang membantu nyamuk melakukan tugas diantaranya seperti menghisap darah. Begitu hebat ciptaan Allah, di tubuh kecil itu terpasang segala organ tubuh yang rumit dan ekstra kecil. Akan terlalu panjang tulisan ini jika diungkap juga bagaimana; dada nyamuk, perut nyamuk, kemampuan nyamuk memilih darah yang disukainya. Ternyata hanya nyamuk betina mengambil darah dari manusia dan hewan. Sedangkan nyamuk jantan hidup dengan konsumsi nectar tumbuhan. Nyamuk betina melalui tabung panjang seperti jarum yang disebut “belalai” menghisap darah. Belalai berisi enam jarum individu (ditutupi oleh sarung pelindung) dan berfungsi seperti pisau. Jarum ini memiliki ujung bergerigi yang tajam untuk memotong kulit agar darah tidak menggumpal sehingga nyamuk betina dapat mengambil darah sebanyak yang dapat ditampungnya. Darah digunakan nyamuk untuk menghasilkan telor meneruskan keturunan. Perihal nyamuk (betina) Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْىِۦٓ أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللَّهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرًا وَيَهْدِى بِهِۦ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا الْفٰسِقِينَ "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik," (Al-Baqarah ayat 26). Menurut ustadz yang mengajar terjemahan Al-Qur’an “perkata” bahwa di ayat 26 Al-Baqarah tersebut, nyamuk disebutkan dengan kata; “ba’uudatan” terjemahannya adalah nyamuk betina. Demikian hebatnya Al-Qur’an, ternyata memang nyamuk betinalah yang menyedot darah manusia dan menyebabkan berbagai penyakit, seperti: “malaria”, “demam berdarah” yang setiap tahun tidak sedikit memakan korban jiwa. Nyamuk yang demikian kecil itu sanggup menguras harta kekayaan manusia, mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk obat2an dan perawatan. Benar sekali pernyataan ayat 26 Al-Baqarah ini, bahwa dengan Allah ciptakan nyamuk, banyak sekali orang dapat diberi petunjuk selain makin kuat imannya juga diberi petunjuk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang medis. Ditemukan upaya2 untuk menanggulangi penyakit2 yang ditimbulkan gigitan nyamuk berupa obat2an. Ditemukan ikhtiar menghindari berkembang biaknya nyamuk penyebar penyakit. Dalam pada itu orang2 yang tidak beriman kepada Allah akan melihat perumpamaan penciptaan nyamuk malah bertanya: فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللَّهُ بِهٰذَا مَثَلً…………….ا ………….” berkata, "Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?" Semoga kita semua menjadi hamba2 Allah yang sanggup membaca seluruh permisalan yang diciptakan Allah, menjadikan makin bertambah kuat iman dan taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 4 Dzulkaidah 1445 H. 12 Mei 2024

Monday 6 May 2024

RIWAYAT-MU TELEVISI

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.245.05.2024 Sudah cukup lama TV ditemukan manusia, tahun 1884; ditemukan oleh Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa berusia 23 tahun di Jerman. Di negeri kita ini siaran pertama TV, 17 Agustus 1962 menyiarkan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 17. Pemirsa baru terbatas penduduk Jakarta dan sekitarnya. Diriku ketika itu baru tamat SR (Sekolah Rakyat, sekarang SD) di kampung kelahiranku, sama sekali kala itu belum punya bayangan seperti apa itu TV, radio saja belum banyak rumah yang punya. 17 Februari 1938, pertama kali didemonstrasikan TV berwarna di Ingrris oleh John Logie Baird, seorang penemu Skotlandia yang dikenal sebagai "Bapak Televisi". Baird sebelumnya telah membuat sejarah dengan melakukan siaran televisi pertama di dunia pada tahun 1925. Kehadiran siaran televisi berwarna di Indonesia, mulai sejak 1977, secara penuh siaran berwarna pada semua siaran TVRI sejak 1 September 1979. Riwayat TV berjalan terus, di Indonesia siaran televisi di wilayah NKRI dari sistem analog ke sistem digital mulai 2 November 2022. Bahwa sebetulnya siaran televisi yang pertama kali telah terjadi didunia ini telah ada 1.263 tahun sebelum ditemukan oleh Paul Gottlieb Nipkow tahun 1884. Pada tahun 621M. Pertama kali terjadi siaran televisi diperuntukkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Usai perjalanan Isra’ Mir’aj; dimana saat itu Rasulullah berusia 51 tahun. Atau jika dalam kalender masehi, terjadi pada tahun 621. Rasulullah saw sampai di Makkah menjelang waktu subuh. Diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra' ayat 1: سُبْحٰنَ الَّذِىٓ أَسْرٰى بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِى بٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ "Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." Pagi sepulang Isra’ Mi’raj itu, Abu Jahal berjumpa Rasulullah. Dengan nada mengejek, Abu Jahal bertanya, “Apakah ada berita yang ajaib, Muhammad?!” “Iya,” Jawab Rasulullah. “Apa itu,” tanya Abu Jahal penasaran. “Aku telah di-isra’kan tadi malam,” jawab Rasulullah. “Ke mana?” tanya Abu Jahal. “Ke Baitul Maqdis,” jawab Rasulullah. “Loo……looo…. kok, sepagi ini sudah berada di sini?” tanya Abu Jahal semakin penasaran. Bagaimana mungkin perjalanan sejauh itu ditempuh hanya dalam satu malam. “’Iya,” jawab Rasulullah. Abu Jahal tidak mengingkari apa yang diucapkan Rasulullah. Jika diingkarinya, ia khawatir Rasulullah akan ogah bercerita lagi. Justru ini kesempatan baginya untuk mempermalukan Rasulullah di depan kaumnya. “Kalau Muhammad menceritakan kisah tidak masuk akal ini pada masyarakat, pasti banyak yang tidak percaya,” pikir Abu Jahal. “Wahai Muhammad! Bagaimana menurutmu, jika aku undang kaummu? Apakah kamu bersedia untuk menceritakan pada mereka tentang apa yang kau ceritakan padaku tadi?” Tawar Abu Jahal. “Ya, saya mau,” jawab Rasulullah. Abu Jahal berpendapat di alam angannya, bahwa pengikut Muhammad, yang tadinya sudah beriman tidak akan mempercayainya lagi, lantaran kisah yang sangat-sangat tak masuk akal ini. Singkat cerita, orang-orang berdatangan mendengar seruan Abu Jahal tadi. “Wahai Muhammad! Ceritakan pada kaummu, apa yang baru saja kau ceritakan padaku,” desak Abu Jahal. Rasulullah pun mulai bercerita, “Sesungguhnya tadi malam saya telah di-isra’kan.” “Ke mana?” orang-orang penasaran. “Ke Baitul Maqdis.” “Lalu, sepagi ini engkau sudah berada di tengah-tengah kami?” “Iya, benar.” Mendengar keganjilan itu, orang-orang mulai gaduh. Tampaknya rencana Abu Jahal mulai berhasil. Sebentar lagi kaumnya tidak mempercayainya lagi. Salah seorang dari mereka yang bernama Muth’im bin ‘Adi berkata, “Wahai Muhammad! Sebelum ini, semua ceritamu biasa-biasa saja. Tapi sekarang tidak lagi,” ungkap Muth’im mengungkapkan keraguannya. “Saya bersaksi, bahwa sesungguhnya kamu itu bohong dan memang dasar pembohong. Kami saja pergi ke Baitul Maqdis dengan mengendarai unta butuh waktu satu bulan baru sampai. Apa mungkin kamu bisa sampai Baitul Maqdis hanya dalam satu malam?! Demi Latta dan Uzza, kami tidak mempercayainya!” lanjut Muth’im berusaha memprovokasi masyarakat. Selanjutnya mereka menguji Rasulullah untuk menceritakan bentuk detail Baitul Maqdis (mereka mengetahui bahwa Rasulullah belum pernah ke Baitul Maqdis). Rasulullah menuruti permintaan kaumnya dan menjelaskan dengan detail bentuk Baitul Maqdis seperti apa; arsitekturnya, jaraknya dari gunung, dan hal-hal lainnya. Namun sesaat beliau terhenti tidak dapat menyebutkan berapa jumlah pintu Baitul Maqdis. Atas kuasa Allah, Nabi Muhammad diperlihatkan gambar Baitul Maqdis dengan mengirimkan gambar Baitul Maqdis tersebut dari berbagai arah, LAYAKNYA SIARAN TELEVISI BERWARNA sekarang, sehingga dengan mudah Nabi Muhammad menghitung jumlah pintu2 Baitul Maqdis itu. Atas peristiwa itu dimana Nabi Muhammad dapat menerangkan lengkap tidak meleset sedikit pun. Banyak diantara mereka semakin kufur, tidak percaya, semuanya dianggap sihir. Peristiwa ini juga menjadi ujian keimanan bagi orang muslim; mereka yang tulus beriman, semakin bertambah keimanannya. Sekedar ilustrasi diriku tahun 2022 di bulan Juni tgl 22-25 pernah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), tapi terus terang tak dapat menghitung jumlah pintunya. Untung kuberhasil meminta “peta denah kompleks masjidil Aqsha” dari petugas, jadi dapat mengetahui semua pintu2 gerbang masuk kompleks masjidil Aqsha. Ketika masuk ke lokasi “Dome of the Rock”, ada naik tangga, lalu menyusuri jalan mendatar selanjutnya turun tangga menuju masjid Qibli tempat shalat berjamaah. Pernah tangganya kuhitung, karena tidak dicatat kini lupa lagi. Betapa mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Nabi-Nya sanggup menceritakan detail Baitul Maqdis, padahal tak membawa catatan. Para penemu; dapat diduga mereka menjadikan peristiwa Isra’Mi’raj menjadi inspirasi menemukan pesawat terbang, kini tidak mustahil lagi perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsha dalam tempo hanya beberapa jam dengan pesawat terbang (jarak Makkah ke Aqsha 1.477,1 KM). Begitu juga gambar Baitul Maqdis dikirim Allah, menginspirasi penemuan bahwa gambar dapat dikirim dari tempat yang jauh, ditemukanlah televisi. Alhamdulillah kini kita dapat saksikan pertandingan sepak bola di belahan dunia lain, padahal disana siang hari, sedangkan kita disini larut malam. Bukan mustahil disuatu saat nanti ditemukan teknologi TV tidak saja berwarna tapi juga dapat mengirimkan “aroma”, sehingga tayangan orang makan Duren di Medan dapat tercium di siaran televisi. Semoga Allah terus menerus memberikan inspirasi yang lebih bermanfaat lagi berupa penemuan untuk kemaslahatan kehidupan manusia. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 27 Syawal 1445 H. 7 Mei 2024