Wednesday, 3 December 2025

HATI Terluka; DIKHIANATI.

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.376.01.12-2025 Hati yang terluka adalah “perasaan terluka secara emosional”, dalam hubungan dengan orang lain, misalnya: 1. Dikhianati teman akrab. 2. Suami atau istri yang dikhianati salah satu dari mereka dengan adanya “Pil” atau “Wil”, ekstrimnya sampai berselingkuh. 3. Mendapat perlakuan tidak adil, walaupun sudah melalui pengadilan., 4. Menerima perkataan yang menyakitkan hati, dari orang lain ditujukan kepada diri. Empat penyebab disebutkan diatas umumnya membuat orang “sakit hati”, dengan batasan pengertian sakit hati adalah “terluka secara emosional”, terluka bukan secara phisik tetapi terluka perasaan. Penderitaan luka perasaan jauh lebih membekas dari pada luka secara lahir di tubuh atau di kulit. Luka badan mudah dibebat. Luka dihati susah diobat. Di ruang baca terbatas ini, ditampilkan satu diantara empat penyebab tsb yaitu: “Hati Terluka Dikhinati Teman Akrab”. Setiap orang dalam hidup ini memiliki teman akrab, teman sepermainan ketika masih dikampung halaman, teman sekolah dll. Tak semua teman setia seumur hidup, ada juga yang berkhianat, baik secara halus maupun akhirnya diketahui, atau secara terbuka teman akrab tsb berkhianat. Bentuk pengkhianatan umumnya: 1. Membocorkan sesuatu yang kita ceritakan secara pribadi — curhat, rencana, atau masalah keluarga — kepada orang lain. Adalah lumrah untuk meringankan beban perasaan, seseorang curhat kepada orang lain yang dianggapnya dapat menyimpan rahasia pribadinya. 2. Bersikap baik di depan, tetapi menjelek-jelekkan diri kita di belakang untuk keuntungan pribadi atau untuk terlihat lebih baik. 3. Diam saja atau malah ikut membicarakan diri kita ketika orang lain menyerang karakter atau nama baik diri kita. 4. Menghubungi atau berteman hanya ketika membutuhkan sesuatu: uang, pekerjaan, bantuan, atau fasilitas. 5. Berbohong tentang hal-hal penting atau membuat kita percaya pada sesuatu yang tidak benar, malah tega menipu. 6. Menghilang atau tidak peduli ketika diri kita sedang dalam masalah. 7. Tidak menepati perjanjian penting yang sudah disepakati bersama. Jika teman akrab berkhianat, melakukan salah satu saja dari hal2 tersebut diatas, membuat “sakit hati” yang sangat dalam. Jika kita mengadu kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah juga tidak menyukai orang2 yang selalu berkhianat: وَلَا  تُجَا دِلْ  عَنِ  الَّذِيْنَ  يَخْتَا نُوْنَ  اَنْفُسَهُمْ   ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  لَا  يُحِبُّ  مَنْ كَا نَ  خَوَّا نًا  اَثِيْمًا “Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa,” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 107) Saking tidak baik dan dibenci Allah masalah berkhianat, maka kepada teman akrab yang berkhianat kepada kita saja, Allah larang kita berdebat, Nabi Muhammad ﷺ melarang kita untuk membalas orang yang telah mengkhinati kita, sebab membalas pengkhianatan juga sama halnya dengan berkhianat, sbgmn hadits: ‎أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ ، وَلا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ “Tunaikanlah amanat pada yang memberikan amanat kepadamu. Janganlah berlaku khianat pada orang yang mengkhianatimu.” (HR. Tirmidzi, no. 1264; Abu Daud, no. 3535. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Adapun Syaikh Al-Albani menyatakan sahih hadits ini). Kita dilarang membalas khianat kepada teman akrab yang mengkhianati kita, lantas bagaimana mengobati sakit hati dikhinati teman akrab, karena pengkhianatan dari orang yang dekat biasanya meninggalkan luka paling dalam. Berikut beberapa langkah yang mudah2an dapat membantu mengobati “sakit hati” secara perlahan, tanpa harus memaksakan diri: PETAMA; Endapkan dalam hati hal2 yang dikhianati, biarkan perasaan sakit hati itu muncul, misalnya diwujudkan dengan ekspresi, mengepalkan tinju, menggregetkan gigi, memukul meja, asal jangan diluapkan didepan orang lain. KEDUA; Curhatkan kepada orang lain, pilih orang yang benar2 diyakini tidak berkhianat agar kejadian tak terulang, misalnya ortu, saudara kandung, untuk menceritakan pengkhiatan tersebut. Karena dengan menceritakan saja, walau orang tempat curhat itu tidak memberikan solusi, namun hal terebut sudah memindahkan sebagian perasaan sakit hati tersebut. Tapi jangan salah pilih orang, nanti awak sudahlah dikhianati malah ditertawakan, atau dimarahi. Sangat baik jika orang tempat curhat dapat memberikan perspektif yang lebih jernih dan membantu kita melihat keadaan dari sudut pandang lain. KETIGA; Kalau hati masih terlalu panas, jangan memaksakan untuk langsung menyelesaikan masalah, misalnya dengan melabrak orang sumber masalah. Tenangkan diri agar sanggup berpikir lebih rasional. Tuntunan agama ialah dengan lebih banyak berdzikir, mengingat Allah, dengan demikian hati menjadi tentram. Surat Ar-Ra’d Ayat 28, ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” KEEMPAT; Evaluasi hubungan dengan orang yang mengkhianati kita. Apa pola ini pernah terjadi sebelumnya?. Apakah yang bersangkutan berkhianat karena tertekan/terpaksa?. Apakah hubungan ini sehat buat kita?. Layakkah ia diberi kesempatan lagi?. Jawaban atas pertanyaan2 tsb. penting untuk menentukan langkah berikutnya. KELIMA; Memaafkan orang yang mengkhianati kita, tetapi bukan karena terpaksa, tidak pula berarti menganggap itu seperti belum pernah terjadi lantas dilupakan, namun tetap jadi catatan pengalaman hidup agar tidak terulang. Upaya ini melepaskan beban jiwa bagi yang pernah dikhianati. Hati2lah memilih teman akrab, agar tidak dikhianati. Mudah2an teman2 kita setia sampai akhir hayat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 12 Jumadil Akhir 1447H. 3 Desember 2025

No comments:

Post a Comment