“Hari
ini ndak ikut kampanye bang”, tanyaku ke salah seorang jamaah sepulang shalat
zuhur dari masjid dekat rumah. “Enggak pak, soalnya murah amat” jawabnya
singkat. “kemarin kulihat banyak kali yang ikut kampanye”, lanjutku kepada
bapak yang kebetulan salah seorang pengurus RT tambiran RT kediamanku. “Iya pak
kemarin per orang GOCAP, hari ini masak Cuma JIGO”. “jadinya malas ngerahkan
warga, capek pak, masak Cuma JIGO”, lanjut jamaah masjid kami itu.
Begitu
rupanya kondisi di lapangan, kalau begitu banyaknya masa yang ikut kampanye,
orangnya itu-itu juga, berulang kali di daur ulang. Tetangga saya setiap musim
kampanye koleksi sejumlah kaos. Tidak heran itu kaos sampai pemilu yang akan datang,
dipakai ikut shalat berjamaah tetap masih jreng warnanya.
Pemilih
sekarang, sudah tidak fanatik dengan satu kontestan, siapa saja yang ngajak
kampanye ikut, tergantung ongkosnya. Di TV ditayangkan, rupanya sudah ada
bisnis “pengerah masa kampanye” . Lumayan; dari keterangan “pebisnis kampanye”
yang diwawancarai membelakang layar, bahwa setiap kali kampanye hasilnya
dapatlah beli sebuah sepeda motor.
Fenomena
ini, diharapkan kampanye tidak akan terjadi kericuhan, sebab yang hadir
sesungguhnya itu-itu saja orangnya, sesama cari GOCAPan dan atau JIGOan
ditambah kaos. Sementara bagi pihak yang kampanye, seharusnya sudah mulai harus
sadar bahwa bukan ramainya masa kampanye jadi ukuran sukses mendudukkan caleg
di kursinya. Tapi penjaringan simpati rakyat harus melalui organisasi yang
solid. Simpati rakyat harus digapai melalui program yang meyakinkan dan melalui
penunjukkan sikap yang bukan hanya pada masa kampanye tetapi dalam proses yang
panjang. Kesuksesan meraih kursi parlemen harus melalui pengenalan diri dan
kepribadian dalam masyarakat sehingga dikenal para pemilih dalam kurun waktu
yang panjang. Tak akan berhasil dengan cara instan, rakyat sudah cerdas, hampir
sudah mengetahui siapa wakil mereka yang baik. Rakyat sekarang tak akan menolak
siapun dia memberi hadiah dan uang, tetapi mereka sudah punya pilihan sendiri.
Kedepan
menurutku partai yang ingin mendapat mandat dari rakyat, haruslah partai yang
mampu menghimpun sebanyak-banyaknya anggota tetap yang militant dan terregestrasi.
Sementara itu organisasi partai harus dikelola, dibina terus menerus dari sejak
awal dibentuk, aspirasi mereka dibuktikan disalurkan dan kepentingan kesejehteraan
para anggota terus menerus diperhatikan dengan jalan memberikan terus perbaikan
status kehidupan mereka. Konsituen bukan hanya sekedar diperlukan suaranya
saja. Konsituen bukan diharapkan dari orang lain yang bukan anggota partai,
tapi harus dari anggota partai aktif yang terregestrasi dan terbina serta
terpelihara.
Bagi
para caleg, siapkanlah mental anda untuk kalah dan untuk menang.
·
Bila menang ingat baik-baik tekad anda
dan sungguh janji-janji anda pasti tidak terpenuhi semuanya, sebab anda manusia
banyak keterbatasan. Namun yang penting anda harus sekuat tenaga mewujudkan
janji anda.
·
Bila anda tidak terpilih, ketahuilah
tempat pengabdian anda bukan hanya di “kursi dewan”, tetapi dimanapun anda
dapat berbuat untuk sesama sebagai apapun anda berperan. Jangan sampai seperti PEMILU
2009 lebih dari 3736 orang yang menderita gangguan jiwa.
Selamat
berpesta demokrasi. Suara rakyat tetap suara rakyat. Suara Allah disampaikan
melalui Rasul-Nya. Suara dan perbuatan Rasul dibukukan dalam Hadits.
No comments:
Post a Comment