Monday 17 June 2024

KEKASIH ALLAH

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.254-06-5.2024 Hampir setiap tempat ketika shalat Idul Adha, khatib menyampaikan khutbah mengenang pengorbanan nabi Ibrahim, telah melaksanakan perintah Allah untuk berkurban yang luar biasa yaitu diperintah Allah menyembelih anaknya; nabi Ismail. Kepatuhan Nabi Ibrahim inilah merupakan salah satu dari beberapa sebab Nabi Ibrahim A.S. mendapat gelar “Khalilullah” وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا “……Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya)." (QS. An-Nisa': 125)” Gelar ini diberikan sebagai pengakuan dan penghargaan Allah atas kesetiaan dan kepatuhan nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT. boleh dirinci sbb: PERTAMA: Tak goyah imannya ketika akan dibakar oleh raja Namrudz. Dua malaikat mendatangi Nabi Ibrahim AS sebelum dianya dipelantingkan ke kobaran api. Atas izin Allah malaikat Mikail AS datang dan berkata, “Hai Ibrahim, apabila engkau menginginkan agar aku menurunkan hujan memadamkan api ini tentu pada saat ini juga aku melakukannya.” Ibrahim AS menjawab, “Aku tidak membutuhkanmu.” Selanjutnya malaikat Jibril AS datang dan berkata, “Wahai Ibrahim, apakah engkau perlu bantuan?” Ibrahim menjawab, “Adapun kepadamu, maka aku tidak membutuhkannya. Cukuplah bagiku Allah mengetahui keadaanku.” Nabi Ibrahim AS hanya berdo’a termuat di Ali-Imran ayat 173, حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. (cukuplah Allah, se-baik2 penolong) Pertolongan Allah datang dengan berfirman kepada api قُلْنَا يٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلٰمًا عَلٰىٓ إِبْرٰهِيمَ "Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim,"" (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 69) Dari sisi Nabi Ibrahim AS, Allah mengalirkan air yang dingin, dari sisi api ada pohon delima, dan Nabi Ibrahim diberi ranjang (tempat tidur) dari surga yang di atasnya ada hamparan dari sutra, mahkota dan perhiasan, yang keduanya dipakai oleh nabi Ibrahim AS. Dia duduk di atas ranjang dalam keadaan yang paling nyaman semenjak dia dilemparkan ke dalam api. Pada saat itu, Namrudz pergi ke suatu tempat yang tinggi. Dia ingin melihat bagaimana jadinya Ibrahim. Tiba-tiba ada percikan api mengenai baju Namrudz dan membakar ke semua bajunya kecuali badannya. Dia tidak terbakar oleh api agar tahu bahwa api tidak akan membahayakan siapapun kecuali dengan seizin Allah, tetapi semua itu tidak dijadikan bahan pelajaran oleh Namrudz. Ketika Namrudz melihat itu, dia berkata kepada Ibrahim AS, “Pergilah engkau dari tanah kami agar engkau tidak merusak agama kami.” KEDUA: Baru saja mendapat anak di usia 86 tahun setelah berdo’a sekian lama, nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah untuk berdakwah ketempat lain. Demi melaksanakan perintah Allah anak dan istri ditinggalkan, disuatu tempat yang gersang dan sunyi. Tercatat peristiwa itu didalam Al Qur’an dimana sebelum meninggalkan anak dan istrinya nabi Ibrahim AS berdo’a: رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ "Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim 14: Ayat 37) KETIGA: Tawakal yang tak ada bandingnya terhadap Allah SWT sehingga mampu meninggalkan anak dan istri di lembah sunyi dan gersang, yakin akan keselamatan mereka, karena dia meninggalkan mereka atas perintah Allah SWT. وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. ……………….” (QS Ali Imran ayat 145). Adapun perkara rezeki bagi istri dan anaknya yang ditinggalkannya lantaran menjalankan perintah Allah SWT itu, nabi Ibrahim AS dengan penuh keyakinan Allah akan menjaminnya. KEEMPAT: Kemudian ketika nabi Ibrahim AS pulang dari berdakwah dia melihat putranya Ismail sudah menjadi anak yang belia. Namun Allah SWT lagi-lagi menguji keimanan nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya tersebut melalui mimpi. Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah surat Ash-Shoffat [37] ayat 99-111 : Keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, itulah yang kemudian diabadikan dalam bentuk perintah berkurban (dalam bentuk hewan) pada Idul Adha. وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat 37: Ayat 107) Untuk nabi Muhammad SAW dan ummatnya disyariatkan berkurban dengan hewan ternak dilaksanakan terkait dengan hari raya Idul Adha atas perintah Allah SWT dalam surat 108 (Al-Kautsar) ayat 2: فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ "Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." Renungan kepatuhan, ketawakalan dan kerelaan berkurban nabi Ibrahim AS ini, hendaknya sanggup menggugah hati bagi kita yang mampu untuk berkurban yang hanya berwujud mengeluarkan harta untuk menyembelih hewan kurban. Bagi yang telah melaksanakannya sesudah shalat Idul Adha, semoga kurbannya diterima oleh Allah SWT. Sedangkan bagi yang belum sempat menyembelih sesudah shalat Idul Adha, masih punya kesempatan melaksanakannya di hari2 tasyrik. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 11 Dzulhijjah 1445 H. 18 Juni 2024

No comments:

Post a Comment