Banyak berucap si orang bijak
Hidup di dunia ini adalah
pilihan
Berbuat baik usahakan banyak
Insya Allah, dunia dan akhirat aman
Bila di dunia
banyak maksiat
Susahkan diri dan
masyarakat
Di dunia hidup
kurang manfaat
Di akhirat nanti akan
dilaknat
Strata Iman setiap orang di Informasikan Allah dalam Al-Qur'an Surat Fathir (surat 35) ayat 32:
32.
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[*] dengan izin
Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
|
[*]. Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya
sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya,
dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan
kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu
dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan
amat jarang berbuat kesalahan.
|
Dari ayat di atas, Allah menegaskan bahwa:
1.
Keberimanan seseorang tidak demikian saja secara
kebetulan, tetapi adalah dipilih Allah. Oleh karena ini, berterimakasih
(bersyukur) kita kepada Allah telah memilih kita dikelompokkan sebagai orang
beriman. Sebab banyak ummat manusia di dunia ini yang digolongkan orang tidak
beriman. Mereka tidak percaya bahwa dunia ini dan dirinya adalah ciptaan Allah.
Mereka yang tidak beriman, berargumen bahwa belum pernah ada yang lihat surga
dan neraka. Mereka lupa bahwa meskipun mereka melihat dengan biji matanya,
tetapi mereka belum pernah melihat biji matanya sendiri.
2.
Setelah dipilih sebagai orang beriman, Allah
memberikan kebebasan kepada kita orang beriman itu untuk menentukan pilihan
dalam tiga strata yaitu:
a. Orang
yang beriman, menganiaya dirinya sendiri. Kelompok ini memilih melanggar
larangan-larangan Allah, banyak melakukan perbuatan maksiat, merugikan orang
lain, sekaligus merugikan dirinya sendiri. Tidak melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah, beranggapan bahwa perintah Allah menyusahkan dirinya.
Padahal Allah tidak akan rugi biarpun seluruh manusia bermaksiat, walaupun
seluruh manusia tak melaksanakan perintah-Nya.
b. Orang
yang beriman, di strata pertengahan. Kelompok ini menjalankan perintah Allah hanya
hal-hal yang wajib saja, tidak diikuti yang sunnah-sunnah. Sementara itu di
larangan Allah ia tinggalkan semampunya. Mereka melaksanakan perintah Allah
sekedar hanya menggugurkan dosa demikian juga menjauhi larangan Allah agar
tidak berdosa.
c. Orang
yang beriman, banyak berbuat kebaikan. Kelompok ini menjalankan perintah Allah
yang wajib dan terus menerus dengan memperbanyak amalan sunnah. Shalat, mereka
tidak saja shalat wajib, juga sholat sunnah diperbanyaknya. Puasa tidak hanya
bulan Ramadhan, tetapi diiringi oleh serangkaian puasa sunnah. Mengeluarkan
sebagian harta bukan hanya zakat tetapi diikuti oleh infaq dan sadakah.
Disamping berhaji juga sering ber umrah. Mengingat Allah dan Rasul-Nya bukan
hanya bersyahadah, tetapi diikuti oleh dzikir disetiap kesempatan.
3.
Semua pilihan itu dapat dilakukan dengan izin
Allah. Sebagaimana diajarkan Rasulullah bahwa bila mendengar adzan ketika muadzin
membaca haiaalashalah dan haiayaalalfalah, pendengar menjawab dengan la hau la
wala quwata illa billah (tiada daya upaya tanpa bantuan Allah). Ini mengandung
makna bahwa untuk memenuhi panggilan shalat pun kita ini seizin dan dipilih
oleh Allah, apakah termasuk golongan orang yang sanggup memenuhi panggilan itu
atau tidak.
4.
Semua itu adalah karunia Alllah yang besar. Bila
kita dapat mengelompok pada strata ke tiga maka kita adalah termasuk
orang-orang yang mendapat karunia yang besar dari Allah s.w.t.
Marilah
kita berusaha sekuat tenaga, mumpung masih hidup di alam dunia ini, di alam
ketiga kita kehidupan yang kita lalui dan sangat singkat tetapi sangat menentukan
untuk kehidupan kita di alam alam selanjutnya. Agama memberitakan bahwa kedepan
setelah alam dunia ini, semua kita, mau tidak mau harus masuk ke alam keempat
yaitu alam kubur. Alam kubur adalah alam penantian yang teramat panjang sampai
datangnya hari kiamat (alam kelima). Di dalam alam kubur di penantian yang
demikian panjang itu, amal ibadah kitalah yang akan menjadi teman kita yang
membuat alam itu bahagia atau sengsara, ditentukan oleh tabiat kita selama
didunia sekian puluh tahun itu.
Alam
selanjutnya, kabar agama mewartakan bahwa akan masuk ke alam mahsyar yang juga
panjang, dimana dikumpulkan kita semua manusia. Masing-masing mendapat
perlakuan sesuai apa yang dibuat di dunia. Tidak ada satupun manuisa yang didzalimi
Allah. Akan sangat mengerikan keadaannya bagi manusia yang selama hidupnya memilih
hidup dengan iman tetapi amalnya seperti pada strata pertama disebut di atas
yaitu memilih mendzalimi dirinya sendiri. Sampai-sampai mereka akan memohon
kepada Allah di alam mahsyar nanti seperti yang diinformasikan Al-Qur’an surat 78
An-naba ayat 40 dan
orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah
tanah.".
Proses
selanjutnya semua kita akan masuk ke alam perhitungan. Di alam ini akan
ditetapkan kemana masing-masing kita akan ditempatkan, apakah ke neraka atau ke
surga. Hanya ada dua pilihan agaknya tidak ada pilihan tengah, “tidak ke neraka
tidak juga ke surga”. Cuma di kabarkan surga bertingkat pula keistimewaannya
dan nerakapun bermacam pula jenisnya untuk menggambarkan ringan beratnya
tingkat kesengsaraannya.
Penghuni
surga rupanya berkomunikasi dengan penghuni neraka seperti ternukil dalam surat
Al Araf (surat 7) ayat 44. “Dan penghuni-penghuni surga berseru
kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan):
"Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami
menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya
apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk
neraka) menjawab: "Betul." Kemudian seorang penyeru (malaikat)
mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada
orang-orang yang zalim,
Wallahu alam bishawab.
No comments:
Post a Comment