Friday 24 May 2024

Rezeki FASIF dan Rezeki AKTIF

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.248-4.05.2024 Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan Allah Swt pada hamba-Nya. Jenis rezeki, antara lain: Rezeki umum: segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Seperti: rumah, harta, kesehatan, kendaraan, dan lain sebagainya yang didapatkan baik secara halal maupun haram. Rezeki bukan hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya. Perkara rezeki, sesungguhnya dijamin Allah akan diberikan kepada semua makhluk وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ "Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6) Contoh; Ulat di dalam batu mendapat rezeki. Bagaimana ceritanya seeokar ulat kok berada dalam batu. Semulanya dia belum menjadi ulat, tentulah tadinya mahluk ini begitu halusnya, sehingga dapat masuk ke pori-pori kecil dari sebuah batu besar. Kebetulan di dalam batu besar itu ada rongga yang kemudian makhluk cikal bakal ulat itu dapat mukim. Sejak dari makhluk halus sampai menjadi ulat mendapatkan rezeki. Rezeki model ini adalah REZEKI FASIF atau rezeki yang dijamin oleh Allah. Tidak kecuali, semua makhluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rezeki pasif ini. Kenyataan setiap makhluk hidup didarat menerima oksigen sebagai rezeki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari. Selama masih belum dapat berkegiatan sendiri, manusia masih dikandungan ibu menerima rezeki fasif melalui ibu. Setelah lahir kedunia masih lemah, manusia juga menerima rezeki fasif dari susu ibu. Makan disuapi begitu besar sedikit, setelah mampu nyuap sendiri dstnya. Bila sudah dewasa sanggup mencari rezeki sendiri, untuk mendapat rezeki sudah harus mulai berusaha, tidak lagi hanya mengandalkan rezeki pasif. Dengan demikian manusia memperoleh dua jenis rezeki dianugrahkan Allah yaitu; rezeki PASIF dan rezeki AKTIF. Rezeki aktif, diperoleh manusia dengan ikhtiar, akan sejalan dengan usaha yang dilakukan. Mari kita simak 3 ayat dari surat An-Najm berikut ini tentang rizki aktif diberikan Allah setelah berusaha. وَأَنْ لَّيْسَ لِلْإِنْسٰنِ إِلَّا مَا سَعٰى "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya," (QS. An-Najm 53: Ayat 39) وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرٰى "dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)," (QS. An-Najm 53: Ayat 40) ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَآءَ الْأَوْفٰى "kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna," (QS. An-Najm 53: Ayat 41) Rezeki aktif untuk dapat menerimanya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rezeki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja, boleh berlomba-lomba. Disinilah peran agama dan anturan undang-undang untuk memberikan batasan pencari rezeki aktif ini guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Dalam pada itu manusia berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rezeki dengan cara yang tidak halal, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rezeki yang halal. Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t. jadi orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Rezeki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22. وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan." Selanjutnya tentang banyak sedikitnya rezeki yang kita peroleh: اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26). Semoga Allah senantiasa memberikan rezeki yang halalan, tayiban dan berkah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 16 Dzulkaidah 1445 H. 25 Mei 2024

No comments:

Post a Comment