Tuesday 23 November 2021

Tiga langkah pengabdian

Kitapun mungkin tak tau sejak kapan kita sadar tentang tau-tau kita ini hidup di dunia. Dijamin anak balita diapun tak nyadari kapan dia dilahirkan, kalau lah tidak diberitahukan Ortu mereka. Beruntung di era sekolah mulai jadi kebutuhan, tanggal lahir seseorang tercatat baik, bahkan ada akta kelahiran. Jaman kelahiranku tujuh puluh tahun lebih yang lalu, lahir belum wajib ada akta kelahiran. Sehingga waktu diriku mulai kerja di institusi formal diperlukan akta kelahiran, sibuklah Ortu ku di kampung nguruskan ke kelurahan sampai ke kecamatan, keluarlah “keterangan kelahiran”, syukurnya dapat dipergunakan. Berlanjut,……. Kadang banyak pula orang yang tak tau persis sebetulnya untuk apa dia hidup, bagi ummat Islam Allah sampai memberitahukan dalam Al-Qur'an surat 51 = Adz-Dzariyat ayat 56: وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". Tidak hanya sampai memberitahukan untuk apa kita hidup yaitu untuk mengabdi kepada Allah, tapi Allah juga sekaligus memberikan “Petunjuk Teknis” bagaimana cara mengabdi kepada-Nya, yakni dengan 3 (tiga) langkah yaitu: 1. Utamakan kehidupan akhirat, tetapi tidak mengabaikan kehidupan dunia. 2. Senantiasa berbaut kebaikan. 3. Jangan membuat kerusakan dimuka bumi. Langkah PERTAMA, "وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ......." Mengutamakan kebahagiaan kehidupan akhirat. Langkah ini menghendaki agar dalam melaksanakan kehidupan di dunia, kita senantiasa mengutamakan pertimbangan nilai akhirat. Tetapi "..... وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا...…" tidak mengabaikan kehidupan dunia. Sebab amal akhirat tidak berdiri sendiri dan terlepas dari amal duniawi. Sungguh banyak amalan akhirat yang berhubungan erat dalam mewujudkan kebahagiaan duniawi. Umpamanya shalat, seorang yang melaksanakan shalat dengan tekun dan disiplin, bukanlah semata-mata sebagai amal akhirat yang tidak berdampak duniawi, sebab bila shalat itu dilaksanakan menurut tuntutan Allah dan Rasul-Nya, secara berjamaah, niscaya ia akan banyak memberikan hikmah dalam kehidupan dunia. Dengan shalat yang benar akan dapat mencegah seseorang dari berbuat keji dan munkar. Al-Qur'an surat 29 = Al-Ankabut ayat 45: وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ".........dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar......." Dengan demikian manusia akan terhindarnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain, sehingga terciptalah ketenteraman hidup bersama di dunia ini. Begitu juga dengan infak dan shadaqah, seorang yang beramal dengan niatan mulia untuk mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah di akhirat, maka dengan hartanya tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain yang membutuhkan. Langkah KEDUA, "ahsin" yaitu senantiasa menghendaki kebaikan. وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ "......dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,....." Bila seseorang mengamalkan langkah ini dalam dirinya, niscaya ia akan selalu berbuat kebaikan. Berkata baik dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Orang beriman yakin betul bahwa tak ada satu katapun yg terucap menguap hilang begitu saja. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. 50 = Qaf ayat 18). Tak ada satu gerakpun yg luput dari catatan, rekaman video Allah melalui malaikat: اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ "(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri." (QS. 50 = Qaf ayat 17). Maka orang beriman akan selalu tampil dalam kebaikan demi kebaikan, mempersembahkan sebuah karya terbaiknya untuk kemanfaatan masyarakat disekitarnya, peduli akan kemaslahatan umum, dan meninggalkan sebuah kebaikan yang akan selalu berguna bagi orang banyak walaupun ia sudah pergi terlebih dahulu menuju kehidupan yang abadi. Langkah KETIGA, adalah "walaa tabghil fasada fil ardh "(....... وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ.......)" yaitu Langkah untuk tidak berbuat kerusakan. "...........dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi........." Bila langkah ketiga ini dijalankan dengan istiqamah/konsisten, seseorang akan lebih melengkapi langkah yang kedua, yakni melengkapi upayanya berbuat baik dengan upaya menghindari perbuatan yang merusak. Terjadinya kerusakan alam, kerusakan moral, kerusakan dalam tatanan kehidupan masyarakat sering kali terjadi karena sudah hilangnya kesadaran akan tujuan hidup yang sesungguhnya, sehingga seorang lupa bahwa sesungguhnya ia tidak dibiarkan begitu saja, bahwa ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya ketika ia menghadap Allah di akhirat kelak. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Rum ayat 41. Ketiga petunjuk teknis dari Allah tentang bagaimana cara pengabdian kepada Allah dikutip di atas secara utuhnya tersusun jelas pada firman Allah di surat 28 = Al-Qasas ayat 77: وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖوَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." Semoga kita semua senantiasa memahami untuk apa kita ini hidup, kemudian sanggup mencapai tujuan hidup yg hakiki serta dapat melaksanakan langkah2 pengabdian kepada Allah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 17 Rabiul Akhir 1443 H. 23 November 2021. (867.11.21).

No comments:

Post a Comment