Tak terasa "Renungan ku" ini tlh kutulis dan ku publish 5 tahun lalu.
Baik ku publish ulang dengan sedikit kreasi; siapa tau ngena di hati.
RENUNGAN TAKDIR
Ditiup angin perahu layar berjalan
Demikian kencang tiangpun lentur
Suratan takdir bagi ayam jantan
Sanggup berkokok tak dapat nelur
Banyak dahannya pohon kenanga
Batang bengkok, bunganya gugur
Bukan karena hebat ayam betina
Bertakdir tak berkokok tapi bertelur
Simpul renungan:
Jadi si Ayam ketika masih dalam telur dia ngikuti TAKDIR saja, apa pecah di kuali jadi "dadar" atau malah menjelma jadi "Matanya si Sapi". Atau menetas jadi ayam "jantan" atau "betina". Atau pecah di Pasu lantas dikocok jadi bahan pembuat roti. Itu semuanya TAKDIR, telur tak pernah minta jadi apa.
Bgt juga kita manusia, tak pernah minta lahir jadi anak siapa, bangsa apa, kelak nantinya jadi apa, kayakah miskinkah. Itupun TAKDIR.
Mantun lagi . .....
Mendorong becak ditanah becek
Belum cukup sejam rodanya lepas
Jangan sombong keturunan Bebek
Kalau tak ada ayam tidak menetas
Simpul renungan:
Kadang awak ini bukan siapa2, bukan keturunan orang berpunya. Tidak pula anak orang "ternama". Tapi lantaran TAKDIR, ada rupanya pihak lain yg membantu, makapun jadilah awak seperti sekarang ini misalnya: Berjabatan tinggi, berharta banyak. Dmkn TAKDIR. Sudah TAKDIR telur Bebek jadi Bebek seperti sekarang ini lantaran jasa Ayam. Walau sekarang sdh ada mesin tetas, tapi hrs dg bantuan pihak lain. Itulah TAKDIR. Beda dg Penyu mereka di TAKDIR kan menetas tanpa harus induknya nunggu.
Dmkn RENUNGAN ini, sesungguhnya apapun yg diperlihatkan Allah melalui ciptaanNya, bila direnung TAK ADA YANG SIA-SIA.
ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran ayat 191).
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
RPAD GS. 11-12-19, Kontrol kesehatan rutin.
Baik ku publish ulang dengan sedikit kreasi; siapa tau ngena di hati.
RENUNGAN TAKDIR
Ditiup angin perahu layar berjalan
Demikian kencang tiangpun lentur
Suratan takdir bagi ayam jantan
Sanggup berkokok tak dapat nelur
Banyak dahannya pohon kenanga
Batang bengkok, bunganya gugur
Bukan karena hebat ayam betina
Bertakdir tak berkokok tapi bertelur
Simpul renungan:
Jadi si Ayam ketika masih dalam telur dia ngikuti TAKDIR saja, apa pecah di kuali jadi "dadar" atau malah menjelma jadi "Matanya si Sapi". Atau menetas jadi ayam "jantan" atau "betina". Atau pecah di Pasu lantas dikocok jadi bahan pembuat roti. Itu semuanya TAKDIR, telur tak pernah minta jadi apa.
Bgt juga kita manusia, tak pernah minta lahir jadi anak siapa, bangsa apa, kelak nantinya jadi apa, kayakah miskinkah. Itupun TAKDIR.
Mantun lagi . .....
Mendorong becak ditanah becek
Belum cukup sejam rodanya lepas
Jangan sombong keturunan Bebek
Kalau tak ada ayam tidak menetas
Simpul renungan:
Kadang awak ini bukan siapa2, bukan keturunan orang berpunya. Tidak pula anak orang "ternama". Tapi lantaran TAKDIR, ada rupanya pihak lain yg membantu, makapun jadilah awak seperti sekarang ini misalnya: Berjabatan tinggi, berharta banyak. Dmkn TAKDIR. Sudah TAKDIR telur Bebek jadi Bebek seperti sekarang ini lantaran jasa Ayam. Walau sekarang sdh ada mesin tetas, tapi hrs dg bantuan pihak lain. Itulah TAKDIR. Beda dg Penyu mereka di TAKDIR kan menetas tanpa harus induknya nunggu.
Dmkn RENUNGAN ini, sesungguhnya apapun yg diperlihatkan Allah melalui ciptaanNya, bila direnung TAK ADA YANG SIA-SIA.
ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Ali 'Imran ayat 191).
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.
RPAD GS. 11-12-19, Kontrol kesehatan rutin.
No comments:
Post a Comment