Begitu selesai shalat idul fitri,
seolah-olah setiap orang Muslim/Muslimat sambil bersalam-salaman mengucapkan “Taqabalallahu
minna waminkum rataqabbal ya karim, Minal aidin wal fa izin”, diwisuda menerima
ijazah, lulus memempuh “Ujian Ramadhan”. Bila dibuatlah semacam Transkrip maka
dapat disusun kurikulum kuliah Ramadhan:
A.
Puasa
a.
Berpuasa
sbg orang awam
b.
Berpuasa
sbg orang shaleh
c.
Berpuasa
khusus mempuasakan seluruh indra dan jiwa.
B.
Quamul
lail
a.
Seluruh
malam berjamaah di masjid, dilanjutnya dengan tambahan tahajjud
b.
Seluruh
malam berjamaah dimasjid, tidak dilanjutkan dng tahajjud
c.
Seluruh
malam, sebagian dilaksanakan sendirian di rumah
d.
Seluruh
malam hanya dilaksanakan sendirian dirumah
e.
Ada
sebagian tidak dilaksanakan, karena berhalangan
C.
Membaca
Al-Qur’an
a.
Tamat
30 Zus lengkap memahami arti dan pengertiannya
b.
Tamat
30 Zus tanpa memahami artinya
c.
Tidak
tamat 30 Zus
D.
Zakat
Mal
a.
Diperhitungkan
sendiri, sudah maksimal
b.
Dibantu
perhitungan oleh para akhli
c.
Disampaikan
sendiri kepada yang berhak
d.
Diserahkan
melalui badan amil
E.
Zakat
Fitrah
a.
Dibayar
sendiri
b.
Dibayarkan
orang lain
c.
Masih
belum sanggup membayar
F.
Sadakah
a.
Untuk
Masjid atau Lembaga social
b.
Untuk
perorangan
G.
Memberi
makan orang berbuka
a.
Dalam
Jumlah sekian orang secara rutin dari awal sampai akhir Ramadhan
b.
Dalam
Jumlah tertentu, kadang-kadang tidak tiap hari
H.
Aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan dalam ibadah Ramadhan
a.
Akatif
sebagai pengelola kegiatan di Masjid dalam kegiatan Ramadhan
b.
Aktif
menjadi Imam dan penggerak kegiatan ibadah Ramadhan
I.
Amar
ma’ruf nahi mungkar
a.
Sebagai
penceramah yang memberikan pencerahan ilmu agama khusus Ramadhan
b.
Aktif
sebagai penggerak pencegahan orang berbuat yang tidak baik ketika bulan
Ramadhan.
Tentu, masing-masing orang, dengan
nilai yang berbeda-beda. Mungkin tidak satupun yang berhasil dengan IPK 4.
Namun apapun nilai anda, anda telah melalui ramadhan dan telah lulus biar
dengan IPK berapapun juga. Yang penting adalah mempertahankan kelulusan anda
agar tidak percuma ijazah Taqwa yang anda miliki sebagai hasil dari puasa.
Ketika anda sebagai mahasiswa, untuk lulus dengan prestasi yang memuaskan harus
“pandai’ atau “pintar”. tetapi setelah lulus dan terjun ke Masyarakat, maka
yang dibutuhkan bukan hanya “Pandai/Pintar”, tapi harus di double yaitu “Pandai-Pandai”,
atau “Pintar-Pintar”. Maksudnya harus dapat bersikap dengan sebaik mungkin agar
dapat eksis di Masyarakat. Demikian juga setelah mengantongi ijazah taqwa dari
hasil puasa, maka harus pandai-pandai, atau pintar-pintar mempertahankan
ketaqwaan itu dengan tepat, konsisten mengamalkan kurikulum antara lain yang
disebut di atas. Pandai/pintar menutupi kekurangan nilai kita, dengan
memperbaiki amal yang kurang ketika Ramadhan dan mengamalkan amal yang sudah
baik selama Ramadhan dalam sebelas bulan yang akan datang.
Jangan
sampai seperti yang diingatkan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 92
yang berbunyi: “Janganlah seperti seorang perempuan yang sudah memintal benang
tenunannya dengan baik/rapi, kemudian menguraikankannya/membongkar kembali
tenunannya”. Puasa dengan seluruh ibadah turutannya ibarat kita selama
sebulan merajut tenunan, kemudian jangan sampai tenunan yang sudah terajut baik
itu di porak porandakan setelah puasa berlalu. Wassalamualaikum waramahtullahi
wabarkatuh, barakalahu fikum. Walluhu alam bhisawab.
No comments:
Post a Comment