Insya Allah boleh dibaca siapa saja dan Insya Allah
tidak menyunggung siapapun juga.
Attaubah (9:105)
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Kita
bersyukur kepada Allah swt, atas karuniaNya yang demikian banyaknya tak mampu
kita mencatatnya, apalagi menghitungkan. Diantara kenikmatan tersebut di kesempatan
sampai tulisan ini anda unggah dapat
anda membacanya selanjutnya ikut merenungkan sejenak;
Bahwa
kita semua ini diberikan kesehatan dan kekuatan untuk masih dapat menghirup
oksigen dengan santai, sementara ada diantara teman kita yang menghirup oksigen
melalui selang sambil terbaring di Rumah-sakit. Tentu kita ini yang sehat afiat
ini masing-masing mempunyai aktivitas pekerjaan masing-masing dalam usaha
mencari rezeki dari Allah.
Bahwa
banyak orang lain yang masih kurang beruntung, sehingga untuk mencari kerja
saja susah. Sementara diantara pembaca ini, begitu pagi tiba sudah ada tempat
yang dituju untuk kerja dan rezekinyapun teratur dan terukur.
Juga
bersyukur diantara kita, memang tidak seperti sebagian jamaah tadi, sudah ada
tempat yang dituju untuk bekerja, melainkan masih mencari hari ini akan kerja
dimana dan kerja apa. Tapi tetap bersyukur masih ada ketrampilan dan kesempatan
untuk menggunakan ketrampilan guna mendapatkan karunia Allah berupa rezki.
Betapa
banyak saudara kita yang kurang beruntung, tidak ada tempat yang dituju untuk
kerja, sudah mencari kemana-mana belum dapat. Tapi tetap saja bersyukur masih
sehat dan kuat untuk kapan ada kesempatan.
Hadirin sidang pembaca yang
diredhai Allah, Insya Allah
Pada
ayat di surat Attaubah 105 di mukaddimah tulisan ini. Allah memerintahkan kita
semua untuk bekerja, tidak menganggur, harus bertebaran dimuka bumi untuk
mencari rahmat Allah, setelah kewajiban shalat ditunaikan. Dilanjutkan dengan
perintah Allah:
Surat
Al-Jumaah (62:10)
10. Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Sebagai manusia muslim sebagai individu berada dalam struktur organisasi masyarakat.
Organisasi masyarakat dibangun oleh tiga pilar
yaitu:
INDIVIDU,
KELUARGA, DAN MASYARAKAT SEHINGGA TERBENTUK NEGARA. sebagai anggota masyarakat. Setiap orang
berkerja, dalam masyarakat Islam, seseorang bekerja mencari nafkah untuk “empat”
kepentingan yaitu:
·
Kepentingan
diri sendiri. Nafkah, rezki yang diperoleh untuk
dipergunakan sebaik-baiknya agar diri dapat dibangun, sehingga sehat afiat
untuk sanggup melaksanakan pengabdian kepada Allah. Untuk sanggup membiayai
segenap ibadah baik secara vertical kepada Allah maupun secara horizontal kepada
sesama manusia berupa ibadah sosial.
·
Hasil
kerja mencari nafkah, kepentingan yang kedua adalah untuk keluarga.
Allah memberikan petunjuk tentang hal ini di dalam Al-Qur’an surat Al Isyra 26
(17:26).
26. Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
Allah memandu kita untuk
mengalokasikan pendapatan yang kita peroleh dari hasil usaha kita adalah YANG
PERTAMA untuk keluarga yang dekat. YANG KEDUA untuk orang miskin. YANG KETIGA
untuk orang dalam perjalanan. TETAPI diingatkan oleh Allah jangan
menghambur-hamburkan harta kita, jangan menghambur-hamburkan hasil pendapatan
kita secara boros.
·
Pendapatan
dari hasil kerja mencari nafkah “kepentingan ketiga” adalah untuk kepentingan masa depan keturunan dan agar menenteramkan masyarakat.
Sebagai referensi kita adalah Surat An Nisa ayat 9 (4:9)
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Perintah Allah di surat Annisa 9 ini, mengingatkan
kita harus menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk keperluan anak dan cucu
dzuriat keturunan kita, kita diperintahkan berinvestasi dalam diri anak
keturunan kita dengan harta dan kemampuan yang kita miliki, agar anak kita
nanti tumbuh menjadi manusia yang sehat, kuat, mapan, manusia yang mandiri dan
tidak merepotkan orang lain
·
Dalam pada itu, juga setiap muslim
bekerja membanting tulang, memeras keringat untuk mendapatklan rezeki dari
Allah, juga punya kepentingan yang
keempat yaitu untuk keperluan ibadah sosial seperti yang diarahkan oleh
Allah dalam surat Al Ma’un (107: 1-3).
Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama?
Itulah orang yang menghardik anak
yatim,
dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin.
Jadi sebagian dari
rezeki yang diperoleh dari kegiatan mencari nafkah tersebut, harus disisihkan
untuk kepentingan masyarakat yaitu orang-orang miskin.
Sidang pembaca;…… Keluarga, kumpulan dari individu
Negara,
sebagai wadah tempat individu dan masyarakat berada. Di dalam konsep
kesejahteraan pola masyarakat Islam. Individu, keluarga, masyarakat dan bangsa
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan satu persatu. Individu sangat
bergantung dengan keluarga dan masyarakat dan bangsa dan sebaliknya. Bangsa
akan sejahtera bila setiap individu dan keluarga dapat terjamin iklim yang
kondusif buat mereka bekerja mencari nafkah. Keluarga akan bahagia bila sukses
setiap individu dalam keluarga mencari nafkah. Bangsa akan berwibawa berdaulat,
aman dan teratur bila seluruh individu dan keluarga/masyarakat mudah diatur dan
dalam mencari rezeki, mencari nafkah dengan ketentuan yang diredhai oleh Allah.
Allah
menjanjikan bagi suatu negara yang penduduknya, ketika mencari nafkah, ketika
beraktivitas melakukannya dengan sandaran taqwa kepada Allah. Akan memberikan
keberkatan dari langit dan dari bumi. Seperti di tegaskan Allah dalam surat Al
A’raf (7:96).
96.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Agama
Islam, tidak menafikan bahwa dalam struktur masyarakat, tidak semuanya Islam.
Secara
tegas Allah memberikan penegasan dalam surat Ar-Ra’ad (13:31)
Maka tidakkah
orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki
(semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.
Jadi
kalau demikian, dunia ini memang bukan untuk dihuni hanya oleh orang muslim,
Persoalannya adalah bagaimana
pendistribusian kesejahtaraan menurut konsep Islam apakah hanya untuk sesama
muslim saja??? Bagaimana terhadap ummat
non muslim.
Kita perhatikan petunjuk Allah
dalam surat Al-Baqarah (2:126)
126.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah
berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali"
Jadi
jelaslah bahwa soal kehidupan dunia, soal rezeki, soal persaingan hidup di
dunia ini, Allah memberikan kepada hambanya yang muslim dan juga kepada seluruh
ummat manusia. Pembeda antara muslim dan non muslim soal rezki akan nampak
bukan di dunia ini, tapi nanti di akhirat kelak.
Selanjutnya
saudaraku, bahwa Islam mengajarkan bahwa rezki yang diperoleh itu didistribusikan
untuk kepentingan diri si yang memperoleh rezki, dinafkahkan untuk sanak
keluarga dan karib kerabat, anak yatim orang terlantar, fakir miskin untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan.
Semoga
kita semua sebagai hamba Allah muslim, mampu untuk mencari rezeki yang halal
dan mampu pula membelanjakan, mendistribusikan kepada para pihak yang telah
dituntunkan oleh Allah.
Semoga
dengan demikian, segala aktivitas kita dalam mencari rezeki dan mendsitribusikan
rezeki kita, karena sesuai petunjuk Allah dan diniatkan untuk menjalankan perintah
Allah, makapun mudah-mudahan dicatat Allah sebagai amal shaleh membentengi kita
dari adzab siksa neraka yang diancamkan kepada orang kafir.
Barakallufik,
No comments:
Post a Comment