Banjir
melanda Jakarta dan beberapa kota di tanah air pertengahan Januari 2014,
menelan kerugian bernol sembilan, juga sudah menelan korban jiwa. Penduduk yang
tak terkena banjir juga mengalami imbasnya dengan harga segala macam kebutuhan
menjadi meroket, sebab terputus jalur distribusi. Sementara di daerah lain,
selain banjir bandang ada Gunung bererupsi, tanah longsor gempa menggoyang
bumi.
Giliran
para ustadz bertanya fenomena ini siksaan atau ujian. Parameter untuk
mendiagnose apakah ini siksaan atau ujian mungkin dapat dilakukan dari dua
pendekatan yaitu “agama” dan “logika”.
Pendekatan
agama.
Agama
memandang bahwa setiap individu, setiap keluarga, setiap kota dan bahkan setiap
negara senantiasa mengalami musibah. Adakalanya musibah itu adalah merupakan
ujian dan tak kurang pula musibah itu merupakan siksaan.
Agamaku
menuntun bahwa semua musibah dan anugerah bersumber dari yang Esa yaitu Allah
yang mengatur semesta alam ini. Wujudnya dapat berupa cobaan/ujian agar
ummatnya menjadi tambah beriman, atau siksaan atau azab sebagai ganjaran atas
kemungkuran/kejahatan yang diperbuat. Tegasnya musibah dapat berupa ujian atau
siksaan demikian juga anugerahpun kadang merupakan ujian atau pangkalan menerima
azab/siksaan.
Untuk
menguji apakah musibah tersebut merupakan ujian atau siksaan, di bawah ini kita
kaji dengan parameter yang disusun logika
di bawah ini yaitu:
Perilaku
para penguasa terdapat dua penilaian yaitu ada penguasa yang jujur dan adil,
sebaliknya tidak kurang banyaknya penguasa yang zalim, korup dan mementingkan
diri sendri dan golongan. Kepada dua sifat kelompok pemimpin yang berlawanan
ini diberikan score, sesuai dengan keadaan yang terjadi di suatu negeri.
Perlakuan
yang sama untuk sifat orang kaya, sifat ummat, perilaku masyarakat seperti
tersusun dalam table berikut.
No.
|
Parameter
|
Score
kesalahan
|
Score
Kebaikan
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1.
|
Penguasa
zalim/tidak adil
|
80
|
|
|
Penguasa
berlaku adil
|
|
20
|
2.
|
Orang kaya
kikir
|
65
|
|
|
Orang kaya
dharmawan
|
|
35
|
3.
|
Ummat cuek
terhadap pemuka agama
|
85
|
|
|
Ummat sangat
gandrung kepada pemuka agama
|
|
15
|
4.
|
Masyarakat
suka melakukan maksiat
|
80
|
|
|
Masyarakat
taat menjalankan agama
|
|
20
|
5.
|
Perilaku
seksual masyarakat sudah banyak menyimpang
|
10
|
|
|
Perilaku
seksual masyarakat sesuai dengan tuntunan agama
|
|
90
|
6.
|
Sebagain besar
masyarakat menganjurkan dan melaksanakan perbuatan baik dan mencegah dan
tidak melaksanaan kemungkaran
|
55
|
|
|
Sebagian besar
masyarakat menganjurkan dan melaksanakan perbuatan kemungkaran dan mencegah
dan tidak melaksanakan kebaikan
|
|
45
|
7.
|
Masyarakat
melakukan perusakan alam, merusak hutan mengambil tambang diperut bumi
berlebihan
|
70
|
|
|
Masyarakat memanfaatkan kekayaan alam sekedar untuk
kebutuhan hidup
|
|
30
|
8.
|
Masyarakat
hidup jorok, tidak teratur suka melanggar peraturan kemasyarakatan
|
90
|
|
|
Msyarakat
hidup bersih, teratur, taat peraturan kemasyarakatan
|
|
10
|
|
Total
|
535
|
265
|
Jumlah
score di atas dicantumkan dengan asumsi
tingkat kesalahan dan kebaikan yang dilakukan misalnya diperkirakan nomor 1
bahwa penguasa yang tidak adil
jumlahnya diperkirakan 80% dibanding yang
adil hanya 20%. Nomor 2, Orang kaya yang kikir di negeri ini populasinya pantas
kalau dicantumkan angka 65% sedangkan orang kaya yang dermawan ditaksir sekitar
35%. Selanjutnya nomor 3 sampai nomor 8 analog dengan teknik nomor 1 dan nomor
2.
Dari
angka-angka nomor 1 sampai dengan 8 ternyata score kesalahan yang dilakukan berjumlah
535; lebih besar dari kebaikan yang
dilakukan hanya berjumlah 265. Kalau begitu musibah yang melanda tanah air ini
condong untuk disimpulkan bukan COBAAN atau UJIAN, tetapi adalah SIKSAAN atau
AZAB.
Agar
siksaan ini berkurang dan bahkan hilang dimasa yang akan datang, maka mari kita
bersama, baik penguasa maupun ummat yang bernaung dikolong langit dengan bumi
bernama nusantara ini, untuk memperbaiki score kebaikan dan memperkecil score
kejahatan di atas.
Bila
nanti kita bersama berhasil mengkondisikan kolom (4) lebih besar dari kolom
(3), maka kalaupun masih juga terjadi bencana atau musibah, barulah kita dapat
mengatakan bahwa bencana atau musibah itu adalah ujian atau cobaan.
Bahwa
bencana di darat maupun dilaut adalah merupakan hasil akumulasi perbuatan
tangan manusia. Tabel di atas sebagai buktinya bahwa ulah tangan manusia
sebagai penguasa, sebagai orang kaya, sebagai masyarakat umum biasa merekalah
yang menentukan score kolom (3) dan kolom (4).
Al-Qur’an
ayat 41.
41. Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
No comments:
Post a Comment