Tuesday, 25 March 2025
SHALAT dan PUASA NABI IBRAHIM
Edisi Ramadhan.
Oleh: M. Syarif Arbi
No: 1.316.16.03-2025
Sesungguhnya hidup ini dipenuhi dengan ujian sehingga Allah sampai memberitahukan kepada orang beriman:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut ayat 2)
Puasa merupakan salah satu bentuk ujian buat orang beriman, sanggupkah mempuasakan 6 perkara: Perut, Lidah, Mata, Telinga, Raga dan Hati. Bagi yang sanggup jadilah orang yang beriman naik derajat menjadi orang taqwa.
Nabi Ibrahim sejak kecilpun sudah beriman tidak mempercai kepercayaan Raja Namrud dan rakyatnya, kendatipun ayahnya sebagai pembuat patung2 yang disembah mereka.
Al-Qur’an menceritakan tentang keberimanan Nabi Ibrahim bermula dengan mencari Tuhan, yang termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 74-79,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً ۖ إِنِّىٓ أَرَىٰكَ وَقَوْمَكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (Al-An’am 74)
وَكَذَٰلِكَ نُرِىٓ إِبْرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلْمُوقِنِينَ
“ Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (Al-An’am 75)
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ
“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Al-An’am 76)
فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ
“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". (Al-An’am 77)
فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّى هَٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Al-An’am 78)
إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Al-An’am 79)
Atas keimanannya itu nabi Ibrahim mengalami beberapa ujian berat dari Allah, dua diantaranya yaitu diuji dengan dibakar hidup2 oleh raja Namrud dan diperintahkan menyembelih anaknya yang ketika itu satu2nya yaitu Ismail.
Ketika menghadapi ujian di bakar oleh raja Namrud, diriwayatkan bahwa nabi Ibrahim dalam keadaan berpuasa dalam rangka penyerahan dirinya kepada Allah. Atas perintah Allah Api tidak mencenderai, bahkan menyelamatkan Nabi Ibrahim:
قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
“Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (Al-Anbiya 69)
Ketika menghadapi ujian menyembelih anaknya, dengan keimanan yang kuat, penyerahan diri yang bulat kepada Allah penyembelihan tetap dilaksanakan. Atas kuasa Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail lulus dari ujian tersebut. Allah mengganti pengorbanan kedua Nabi itu dengan sembelihan berupa Qibas yang diturunkan dari Surga. Kisahnya diabadikan dalam surat As-Saffat ayat 102 sampai 108. (agar artikel ini tak terlalu panjang, maaf tidak dikutipkan, silahkan pembaca menyimak ayat2 tersebut dari Alqur’an)
Peristiwa yang mencemaskan itu terjadi setelah tergelincir matahari tanggal 10 Dzulhijjah (kini diabadikan menjadi hari raya kurban = Idul Adha). Saat itu bertepatan dengan waktu zuhur, Nabi Ibrahim mewujudkan syukurnya dengan langsung melaksanakan sholat empat rakaat sebagai tanda syukur kepada Allah:
1. Rakaat pertama sebagai tanda syukur karena Allah telah mengganti kurbannya dengan tebusan (diganti dengan Qibas).
2. Rakaat kedua sebagai tanda syukur karena Allah telah menghilangkan kesedihan mengenai anak yang dicintainya.
3. Rakaat ketiga untuk memohon keridhaan Allah SWT atas dirinya.
4. Rakaat keempat sebagai rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan dengan sembelihan seekor domba Qibas yang diturunkan dari surga.
Dari kisah ini diketahui:
Pertama; bahwa Nabi Ibrahim juga melaksanakan puasa sehingga benarlah apa yang diinformasikan Allah di surat Al-Baqarah ayat 183:
“………………. كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ …………………”
“…………. sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu…….”
Kedua; bahwa orang pertama yang melaksanakan shalat zuhur adalah Nabi Ibrahim. Sedangkan orang pertama melaksanakan shalat Subuh adalah Nabi Adam (seperti telah di tulis di artikel sebelum ini).
Semoga puasa Ramadhan yang kita laksanakan mengantarkan kita menjadi orang beriman yang dinaikkan Allah ke derajat bertaqwa.
للَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ
.سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون
وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 25 Ramadhan 1446H, 25 Maret 2025
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment