Buat
teman sekelasku esempe tahun 1963 di Ketapang Kalimantan Barat, mungkin masih
ingat dengan guru kita Pak Ahdam. Beliau di kelas pernah menuturkan teori
evolusi dikenal “teori Darwin” yang berteori bahwa asal muasal manusia adalah
dari Monyet (bahasa setempat KERA’). Mengakar pada teori evolusi, si Monyet
juga tidak langsung menjelma sebagai Monyet yang kita liat sekarang, tapi si
Monyet berasal dari evolusi mahluk sederhana yang bila dirunut semuanya asalnya
dari binatang satu sel.
Lebih
jauh guru ilmu hayat kami itu, menjelaskan, bahwa sejenis dengan teori itu,
binatang juga akan perlahan-lahan berubah bentuk menurut kebiasaan dan
Lingkungan sekelilingnya. Kangguru di
Australia, tadinya binatang berkaki empat biasa, tetapi karena binatang
tersebut sering merangkul anaknya di dalam kantongnya dengan kaki depannya,
kaki depan sering tidak digunakan, bergerak dengan melompat, maka lambat laun
kaki depan menciut dan kecil seperti sekarang.
Nenek etnis tertentu (jauh sebelum waktu kami esempe), sedari kecil
kakinya diberi sepatu kecil, sehingga nenek nenek itu kakinya kecil-kecil. Begitu
tua, nenek-nenek itu berjalan tertatih-tatih menngambil embun nempel diujung
daun bambu pagar diwaktu subuh.
Kini
ada fenomena yang mengejutkan, beberapa tahun terakhir ini, anak-anak muda kita
terutama, dan mungkin juga termasuk kita sendiri, menjadi generasi yang suka
menunduk utama ketika duduk. Kadang juga sambil jalanpun menunduk. Mengacu ke
penjelasan pak Ahdam guru esempe kami, lambat laun generasi ini lehernya tidak
tegak lagi. Yang kita saksikan, orang berjalan di mol, ditangannya sebuah hand
phone, sambil jalan menunduk, melayani mobile phone itu. Demikian juga bila
duduk menunggu datangnya kereta-api, duduk diperjamuan makan dan sabagainya,
bahkan sambil jalan ditrotoarpun semuanya pemilik HP, tunduk. Bila generasi
tunduk itu berketerusan sampai demikian lama, bukan mustahil nanti kita
semuanya akan berubah menjadi manusia tertunduk, kemudian melahirkan generasi
berikutnya langsung lehernya bengkok merunduk kebawah, seperti halnya Kangguru
yang kaki depannya mengecil.
Era
enampuluhan itu jangankan HP, TV berwarna saja belum dikenal, guru kami hanya
sempat meramalkan masa depan manusia kelak, badannya tumbuh kecil-kecil, karena
jarang dipergunakan kerja phisik yang berat. Mulutnya mungkin akan mengecil,
karena makanan yang masuk tidak lagi disuap dengan tangan, tapi dengan
disendok, jadi akan sebatas masuknya sendok. Lebih ekstrim beliau meramalkan
kelak akan ada generasi yang mulutnya begitu kecil, sebab kebiasaannya bukan
mengkonsumsi nasi tapi cukup dengan menelan tablet. Mulut akan menciut sebatas
masuknya tablet. Beliau belum meramalkan bahwa sekarang pemuda kita suka
makanan cepat saji. Beliau juga tak menyangka bahwa bila pemuda-pemuda zaman
kini tidak doyan suap, tetapi yang doyan SUAP malah bukan pemuda lagi, tapi
orang yang sudah punya jabatan tinggi, bergelar banyak pula, rambutnyapun
sebagian sudah berwarna dua.
Menyoal
teori bang Darwin bahwa manusia berasal dari Monyet, mungkin benar juga bang
Darwin, sebab banyak kita yang berparas manusia dan berkelakuan tetap saja mewarisi
perangai nenek moyang menurut Darwin. Perilaku monyet adalah serakah, kalau kawanan
monyet menzarah jemuran padi, padi mereka masukkan ke dalam mulut, sementara
sebagian ditelan, sebagian lagi disimpan di kiri kanan pipi sehingga terlihat
menggelembung pipi mereka. Tak puas disitu, dia berguling-guling di padi
jemuran agar padi menempel di bulu-bulunya.
Perilaku
itulah yang dipertotonkan para koruptor di negeri ini, sudah bergaji tinggi,
untuk makan jelas sudah pasti lebih dari cukup. Namun tetap saja mengambil lagi
yang bukan haknya, untuk disimpan dipipi
kiri dan kanan, tak cukup hanya itu, merekapun berguling-guling ke proyek sana-sini
apa saja yang bisa digelendingi memperkaya diri dengan harta untuk persiapan sampai ke anak cucu.
Dari
fenomena di atas mungkin benar “bang Darwin” dengan teori evolusinya, kalau
dilihat keserakahan sebagian elit kita yang jadi koruptor. Sifat dasar monyet
kuat melakat didiri koruptor, dengan serakah menumpuk kekayaaan.
Walau
teori evolusi ini banyak sudah yang membantah, kenapa tidak pernah lagi
menjelma dari hutan sebangsa manusia setengah Kera’ (monyet). Pada kenyataan
yang ada sekarang di kota-kota, banyak
manusia yang menjelma menjadi Kera’.
No comments:
Post a Comment