Monday 22 July 2024

Ranjau Kehidupan

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.260.07-4.2024 Ukuran kesenangan, tiap orang tidak sama. Ada seseorang menyenangi sesuatu sementara orang lain tidak menyenanginya. Contoh konkrit ambil saja salah satu kesenangan; misal seseorang menyenangi memelihara burung, untuk dikagumi kicauannya, sementara itu sesama penyenang burung ada yang berbeda hal yg dikaguminya dari burung; yaitu keindahan bulunya. Banyak lagi keberagaman kesenangan manusia yang ber-beda2 itu. Begitu banyak contoh dapat diambil dari kesenangan yang beragam setiap individu, akan cukup panjang untuk diinventarisir. Namun ada 7 kesenangan boleh dikata seragam dari manusia yang normal: 1. Senang kepada pasangan lawan jenis hidup (Istri – Suami). 2. Mempunyai anak-anak penyambung keturunan. 3. Mempunyai banyak harta kekayaan. 4. Mempunyai saving, deposito, tabungan, saham, emas dan perak. 5. Memiliki kendaraan2 mewah. 6. Memiliki banyak hewan2 ternak. 7. Memiliki sawah ladang dan perkebunan. Kesenangan manusia secara umum ini, dapat disetarakan dengan makna ayat 14 dari surat Ali Imran: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. Kesenangan hidup di dunia disebutkan di ayat 14 Ali Imran diatas berpotensi menjauhkan manusia dari taqwa kepada Allah dan bahkan tidak sedikit manusia yang terjerembab ke lembah nista di dunia ini. Dengan demikian kesenangan hidup di dunia ini seringkali menjadi “Ranjau” buat kehidupan manusia. KESENANGAN AKAN LAWAN JENIS PASANGAN HIDUP. Tidak sedikit kejadian, seorang yang mempunyai kedudukan tinggi terpelanting dari jabatannya disebabkan mengumbar nafsu dengan lawan jenis yang tidak sah. Bukan kaum pria saja yang sering terlibat masalah hubungan laki2 dan perempuan tidak sah ini, kaum wanita juga sering terdengar terpeleset berselingkuh ketangkap basah oleh suaminya. Kejadian ekstrim apabila si istri berselingkuh ketangkap tangan, suami nekat membunuh istri dan pasangan selingkuh istrinya. Hancur berantakan rumah tangga dan trauma buat juriat keturunan. ANAK PENYAMBUNG KETURUNAN. Anak diharapkan oleh setiap pasangan suami-istri, tak jarang bagi suami-istri sudah menikah berbilang tahun belum memperoleh anak harus berobat kemana-mana demi mendapatkan anak keturunan. Namun anak2 bukan sedikit menjadi “Ranjau” juga bagi ayah bunda, bila salah mendidiknya. Hal ini diperingatkan Allah: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ …………………”….۝” “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. ………………..” (At-Taghabun ayat 14). Ranjau2 kehidupan yang sanggup menggelincirkan manusia ke lembah nista, menjauhkan manusia dari taqwa kepada Allah berikutnya, seperti termuat di urutan 3 sampai 7 di atas (terbatas ruang tidak dibahas rinci). Tak jarang manusia menghalalkan segala cara untuk memperolehnya, berusaha sekuat tenaga kadang tak kenal waktu, menomor duakan ibadah kepada Allah, demi mendapatkannya. Oleh karena itulah Allah mengingatkan bahwa kesemuanya itu hanyalah permainan dunia; اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ۝٢٠ “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya”. (Al-Hadid ayat 20) Semoga Allah mengkondisikan kita semua sanggup mencapai kesenangan di dunia karena hidup kita di dunia, namun tidak melupakan kehidupan akhirat karena ke sanalah kita akan kembali. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 23 Juli 2024 M, 17 Muharram 1446 H

Thursday 11 July 2024

TAKUT malah MENDEKAT

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.259.07-3.2024. Berdeda wujud takut kepada makhluk dengan takut kepada Allah. Manusia bila takut kepada makhluk, segera menghindari, menjauh dari sesuatu yang menakutkan tersebut. Sedangkan takut kepada Allah malah berusaha sedapat mungkin mendekat kepada Allah, melalui sarana ibadah dan muamalah yang diperintahkan Allah, menjauhi segala larangan2 Allah. Mendekat kepada Allah dengan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah adalah merupakan perwujudan Taqwa. Perwujudan mendekat kepada Allah berupa taqwa terakumulasi dalam dua besaran perilaku manusia yaitu secara KONKRIT dan secara ABSTRAK. Terbatas ruang, di artikel nomor ini hanya dimuat “Takut dengan mendekat secara konkrit”. Adapun “Takut … mendekat … abstrak” berupa 3 hal juga, insya Allah di artikel tersendiri. Mendekat Secara KONKRIT kepada Allah berupa 3 hal yaitu: PERTAMA; Mendirikan shalat. Aktivitas mendirikan shalat nampak terlihat nyata/konkrit, selanjutnya menjadi pembeda orang yang sekedar mengaku beragama dengan orang yang beragama sungguhan. Allah Ta’ala berfirman, ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3). Rasul pun pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari shalat dan sedekahnya. وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti (HR. Muslim no. 223) KEDUA; Berperilaku Qur’ani. Perilaku Qur’ani. Yaitu sanggup untuk memberi contoh sekaligus menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar. كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ………………." (Ali 'Imran ayat 110) Mendekat kepada Allah secara Konkrit yang ke TIGA adalah DERMAWAN. Yaitu membelanjakan harta di jalan Allah: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌۭ لَّا بَيْعٌۭ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌۭ وَلَا شَفَـٰعَةٌۭ ۗ “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. ………..” (Surat Al-Baqarah ayat 254) Ketika menjadi dermawan ingat pesan Al-Qur’an surat Al Furqan 67: وَالَّذِينَ إِذَآ أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar," Waspada juga, kalau harta sudah didermakan jangan sampai dirusak seperti di-wanti2 Allah di surat Al Baqarah 264: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذٰى كَالَّذِى يُنْفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلٰى شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.". Semoga Allah menjadikan kita takut kepada Allah dengan justru semakin mendekat kepada Allah menerapkan wujud takut tersebut dengan tindakan tidak meninggalkan shalat, berperilaku Qur’ani dan dermawan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 11 Juli 2024 M, 5 Muharram 1446 H

Saturday 6 July 2024

BERSYUKUR dengan PERBUATAN

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.258.07-2.2024. Bersyukur dengan perbuatan adalah perwujudan syukur sesudah bersyukur dengan hati. Kadang sampailah lisan terucap perlahan memuji kebesaran Allah. Dalam kenyataan ada juga lisan "bersyukur", ketika mendapatkan kebahagiaan, namun tak nyambung ke hati. Perwujudan bersyukur dengan perbuatan adalah: 1. Meningkatkan taqwa 2. Peduli kepada sesama 3. Tau diri & Ikhlas 4. Senantiasa ramah 5. Suka berbagi ilmu 6. Merawat nikmat Allah MENINGKATKAN TAQWA Bersyukur diwujudkan dengan perbuatan salah satunya menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan mentaati semua perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang Allah. Berusaha untuk bertaqwa selama hayat masih dikandung badan. Kata kuncinya: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Surat Ali-Imran ayat 102). PEDULI KEPADA SESAMA Mengekspresikan rasa syukur dengan perbuatan berikut yakni dengan berbagi kepada sesama manusia. Jangan bersikap kikir. Ingatlah bahwa di sebagian harta kita ada hak orang lain. Di saat kita diberikan nikmat berlebih, maka jangan ragu membagi-bagi nikmat itu kepada orang lain. Perintah ini dapat disimak pada surat Ad-Dhuha ayat 11: وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)." TAU DIRI & IKHLAS MENERIMA Cara bersyukur selanjutnya yakni “tau diri”, bersikap “ikhlas menerima” keadaan yang dianugerahkan Allah untuk diri. Tidak iri dengan nikmat orang lain. Rasulullah SAW pernah bersabda. اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ. Artinya, “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu,” (HR Bukhari dan Muslim). SENANTIASA RAMAH Wujud syukur dengan perbuatan berikutnya yakni senantiasa ramah. Disaat hati sedang sedihpun tetap stabil, sanggup meredaksikan kata2 yang sopan dan ramah selalu menunjukkan raut wajah ceria. Jangan bersikap acuh tak acuh. Sanggup menyembunyikan kesedihan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (Ali 'Imran ayat 159) SUKA BERBAGI ILMU Bersyukur dalam bentuk perbuatan berikutnya, apabila anda termasuk orang yang memiliki ilmu tinggi dan berwawasan luas, baik itu ilmu agama ataupun pendidikan umum, hendaknya suka membagi ilmu kepada orang lain. Baik secara formal berhadapan dengan audience atau dengan cara lain misalnya bisa men-share tulisan-tulisan yang bermanfaat di sosial media. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289) MERAWAT NIKMAT Cara bersyukur dengan perbuatan yang tidak kalah penting yaitu dengan merawat nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Misalnya menjaga kelestarian alam, merawat lingkungan. وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِينَ "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107) Semoga pembaca semua berhasil menjadi hamba Allah yang bersyukur. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 6 Juli 2024 M, 30 DzulHijjah 1445 H

Monday 1 July 2024

Bersyukur HATI dan LIDAH

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.257.07-1.2024. Secara sederhana “Syukur”; diartikan sebagai ungkapan terimakasih atas anugerah yang diterima, atas pemberian yang diterima, dari mana saja datangnya pemberian/anugerah tersebut. Jika pemberian itu datang dari seseorang, begitu kita terima, kita tidak menunjukkan ungkapan terimakasih baik lisan maupun sikap, tentu orang yang memberi akan merasa kecewa. Bersyukur; kepada Allah berbeda dengan sesama manusia, bila kita tak bersyukurpun tidak masalah bagi Allah karena Allah tidak berharap kebersyukuran makhluk ciptaan-Nya. Sejumlah ayat mengungkap hal tsb diantaranya surat Fatir 15. يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَآءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِىُّ الْحَمِيدُ "Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji." Bagi manusia yang bersyukur, Allah menjanjikan akan menambah kenikmatan yang diberikan-Nya (Surat Ibrahim Ayat 7) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Untuk bersyukur, dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara yaitu: 1. Bersyukur dengan hati 2. Bersyukur dengan lidah 3. Bersyukur dengan perbuatan dan 4. Bersyukur dengan menjaga nikmat. BERSYUKUR DENGAN HATI. Setiap menerima anugerah Allah, di dalam hati menyadari bahwa apapun nikmat semua datangnya dari Allah. Besar atau kecil suatu nikmat disyukuri sekurangnya di dalam hati. Tidak merasa kecewa betapapun kecilnya suatu nikmat, tetap disyukuri tanpa menganggap tak ada gunanya. Betapapun besar kerugian/bencana, selalu diiringi sabar dan syukur, yakin tersembunyi maksud baik Allah di setiap peristiwa. BERSYUKUR DENGAN LIDAH. Dengan penuh kesadaran mengucapkan "Alhamdulillah" ini sudah termasuk bersyukur dengan lisan. Dalam kenyataan ada juga lisan "bersyukur", lisan berucap tapi tak sampai ke hati. Bila seseorang mendapat kerugian, kesusahan, kekecewaan, penderitaan; tetap bersabar dan dihatinya tetap terselip rasa syukur, inilah model pribadi muslim sejati. Pribadi model ini yakin ketidak beruntungan apapun yang terjadi atas dirinya setelah menjalani ikhtiar sebagai manusia, adalah kehendak Allah. Segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Allah, tak ada yang sia2. رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. (QS: Ali 'Imran ayat 191) Orang yang tetap besabar dan hatinya selalu bersyukur ini, dia berprasangka baik kepada Allah. Pernah seorang pemuda gagal test masuk di suatu instansi, setelah tua dia baru paham ternyata Allah punya rencana lebih baik buat dirinya menjadikan ybs. pengusaha besar menghidupi ribuan karyawan. Kalaulah Nabi Yusuf ketika masih bocah tidak dimasukkan saudara2nya ke dalam sumur mungkin tak ditemukan musafir pengambil air. Kalaulah Nabi Yusuf tak dijual di pasar budak oleh musafir di Mesir, tak ada jalannya dia dibeli oleh pejabat kerajaan. Kalaulah Nabi Yusuf tak masuk penjara, keahliannya mentakwil mimpi ndak kan mungkin diketahui Raja. Akhirnya Nabi Yusuf setelah melalui rangkaian ketidak nyamanan, ketidak beruntungan ternyata ada rencana Allah untuk menjadikan makna mimpinya bahwa seluruh saudaranya menghormatinya. Lantaran akhirnya Nabi Yusuf menjadi penguasa/pejabat penting di Mesir seperti dikisahkan Allah; اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰۤاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ  عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. Yusuf ayat 4) Syukur dan sabar menghiasi kehidupan Nabi Yusuf dan ayahnya Nabi Yacob. Ternyata rentetan peristiwa yang tidak begitu menyenangkan itu adalah suatu proses untuk rencana Allah yang lebih baik, begitu juga contoh pemuda yang tak lulus test di atas.’ Dari kejadian2 ini, mestinya sadarlah kita bahwa hidup ini harus dijalani dengan syukur dan sabar. Allah senantiasa memberikan peran yang terbaik untuk setiap orang. Yang penting ikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Maaf; ulasan bersyukur dengan PERBUATAN dan bersyukur dengan MENJAGA nikmat, karena terbatasnya ruang tulis, tidak ditulis di artikel ini. Semoga bilalah dalam hidup ini mengalami kegagalan di awal, merupakan awal dari proses kesuksesan di akhir. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 2 Juli 2024 M, 25 DzulHijjah 1445 H