Setiap
apa saja yang dilakukan oleh manusia normal, sudah hampir dapat dipastikan
mempunyai tujuan, mempunyai kehendak hasil akhir dari pekerjaan yang dilakukan.
Saya melakukan ini akan dapat apa nanti.
Anak-anak
kita didik, kita sekolahkan, tentu ortu sudah punya cita-cita anaknya agar jadi
orang pandai yang nanti dalam menempuh hidup (jika sampai panjang umur) tidak
menemukan kesulitan, dapat hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, tidak
mengalami kesusahan dalam mencari rezeki dengan bekal ilmu pengetahuan.
Begitu
juga ibadah apapun yang kita lakukan, tentu termotivasi akan tujuan melakukan
ibadah tersebut. Contoh ibadah puasa, Allah telah mendo’akan kita semoga dengan
melaksanakan ibadah puasa kita menjadi orang yang taqwa. dengan seuntai ayat
yang sangat dihafal oleh para ustadz ketika ceramah Ramadhan (Al-Baqarah 183) “Hai orang-orang yang beriman berpuasalah
kamu seperti telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa”.
Lantas
kalau kita telah berpuasa, kemudian karena puasa kita itu, harapan Allah untuk
kita agar menjadi orang yang taqwa, ternyata terlaksana, sehingga sesudah Ramadhan
kitapun menjadi orang yang taat kepada semua perintah Allah dan sekuat tenaga
menjauhi semua larangan Allah. Apa selanjutnya kita dapatkan baik di dunia dan
di akhirat.
Rupanya
Allah menjanjikan kepada kita beberapa hal yang akan kita dapatkan bila kita
menjadi orang taqwa sebagai buah puasa Ramadhan tersebut. Sekurangnya akan kita
dapat 4 hal untuk keperluan di dunia dan 4 hal untuk
keperluan akhirat dari hasil taqwa itu. Adapun yang didapatkan tersebut dapat
saya susun sebagai berikut:
Yang didapat orang taqwa di dunia:
1.
Jalan
keluar. Setiap manusia sering dihadapkan ke berbagai masalah dalam
kehidupan ini, yang kadang-kadang sepertinya sudah tidak sanggup untuk
mengatasinya. Tidak ada orang yang dapat membantu meskipun hanya sekadar
dimintai nasihat, atau pendapat. Pada saat sudah sampai ke jalan buntu itu,
orang yang taqwa akan diberikan jalan keluar, ada saja suatu kondisi yang
terjadi yang merupakan jalan keluar. seperti dikemukan Allah dalam surat
At-Talaq (65- ayat 2)
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
2.
Dapat
rezeki yang tak disangka-sangka. Terutama buat sebagian besar orang yang
hidupnya pas-pasan. Rezeki yang diterima bulanan boleh dikata telah ada
takarannya. Gaji sekian, uang lembur sekian dan kalau atau SPD rata-rata
sekian. Dari pemasukan yang teratur dan terukur itu, telah dianggarkan untuk
sederet keperluan dan Alhamdulilah pas-pasan. Jika tiba-tiba ada keperluan
mendadak, misalnya ada anggota keluarga yang sakit. Atau ketika keperluan
masuknya anak sekolah yang begitu besar memerlukan dana. Pemasukan dan tabungan
serba sedikit sudah tidak lagi meng-cover (menutupi keperluan). Insya Allah
janji Allah kepada orang yang taqwa akan dipenuhi oleh Allah, ada saja rezeki
yang tidak terduga-duga datang, untuk memenuhi keperluan tersebut. seperti
dijanjikan Allah pada:
Dan memberinya
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. ayat 3
3.
Dicukupkan
keperluan, Hidup di dunia ini, atas kehendak Allah, tidak seorangpun
diantara kita yang mengajukan permohonan untuk hidup di dunia ini. Sesungguhnya
Allah telah siapkan semua keperluan kita sebelum kita dilahirkan. Sebagai bukti
konkrit, bahwa sesaat setelah kita dilahirkan ibu, langsung air susu ibu
tersedia untuk makanan awal si bayi. Sebelum kita lahir air susu ibu belum
siap. Bila setiap individu menyadari ini, bertawakal dan bertaqwa, Allah akan
mencukupkan setiap keperluannya dalam nenjalani kehidupan ini. Hanya saja
banyak diantara kita, anugerah pemberian Allah senantiasa dianggap tidak cukup
tetap saja tidak puas. Referensi jaminan Allah tersebut dapat kita baca pada
ayat 3 surat At-Talaq
Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.(ayat 3)
4.
Kemudahan
dalam urusan, Manusia sebagai mahluk sosial, berinteraksi sesama disebut
masyarakat. Untuk mengelola kehidupan bermasyarakat itu tersusun berbagai
aturan dan ketentuan. Sudah wajar bahwa dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat tersebut, banyak persoalan dan urusan yang harus diselesaikan,
repotnya dalam behubungan dengan manusia, kadang baik menurut kita belum tentu
baik menurut orang lain, sesuatu yang seharusnya mudah saja, tapi kadang banyak
orang untuk menyelesaikannya demikian berliku-liku. Apalagi di negeri tercinta
ini kadang banyak prosedur yang sering tak masuk logika, seharusnya mudah
menjadi sulit. Banyak orang bersemboyan, kalau dapat dipersulit mengapa dipermudah.
Insya Allah bagi orang yang taqwa janji Allah
Dan barang -siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (At-Talaq ayat 4)
Selanjutnya orang
Taqwa akan mendapatkan reward buat nanti ketika di akhirat yaitu:
1. Penghapusan
kesalahan-kesalahannya dan dilipat gandakan pahala
Tidak seorang manusiapun yang luput dari
perbuatan dosa, apakah kecil atau besar, apakah sengaja, maupun tidak sengaja.
Oleh karena itu bila tidak dihapuskan Allah segala dosa, maka kita akan menghadap
kepada Allah kelak dalam lumuran dosa. Sementara itu pahala dari kebaikan kita,
kalaulah hanya apa adanya, niscaya tak akan sanggup mengimbangi dosa kita.
Orang yang taqwa oleh Allah pahalanya dilipat gandakan, dengan demikian
diharapkan akan imbang dan dapat meng cover dosa-dosa yang dilakukan. Hal ini
terungkap pada ayat ke 5 surat At-Talaq:
dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah,
niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan
pahala baginya. (ayat 5)
2.
Kembali kepada Allah dengan hati yang puas, lagi diridhai Allah. Tidak
ada satu agamapun yang memungkiri bahwa setiap orang hidup pasti akan mati, keyakinan
ini termasuk bagi orang yang tidak beragama sekalipun. Tiap hidup pasti akan
mati, menurut terminology agama (Islam), mati, kembali kepada Allah. Orang yang taqwa akan
kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas, puas karena merasa telah cukup banyak
membawa bekal dan telah dengan pasrah berserah diri kepada Allah. Orang yang
demikian ini ketika kembali kepada Allah, diterima Allah dengan penuh keridhaan.
Isyarat tentang hal itu dapat kita simak di ayat 28 surat Al Fajar (surat 89):
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya.
3.
Dikelompokkan Allah dalam jamaah
sebagai hamba-hamba Allah. Bagi orang beriman dan bertaqwa, tidak
ada kebahagian yang puncak, selain diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya. Seperti
halnya nabi Muhammad diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya terungkap di awal
surat Al-Isra “Mahasuci Allah telah
menjalankan hamba-Nya”. Orang yang
bertaqwa disejajarkan, terkelompok dalam jamaah “hamba Allah”, seperti
terungkap di ayat 29 dari surat Al-Fajar
Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku,
4. Masuk ke dalam surga, Tujuan/dambaan
setiap orang yang beriman adalah masuk ke dalam surga. Surga dijanjikan kepada
orang taqwa, ditegaskan oleh Allah dalam ayat 30 dari surat Al-Fajar.
masuklah ke
dalam syurga-Ku.
Semoga buah Ramadhan
ini dapat kita petik, tentunya dengan melaksanakan sebaik-baiknya puasa,
sehingga memperoleh kualitas puasa sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah.