Teknologi ilmu
ketabiban di dunia ini belum dapat menyingkap tabir tentang persisnya batas
usia manusia, dan sepertinya tidak akan sampai ilmu pengetahuan kearah sana.
Tetap saja batas usia manusia (maut) merupakan rahasia Allah. Memang, secara
garis besar kitapun punya ancar-ancar, bahwa umur manusia adalah sebatas
rata-rata tujuh puluhan tahun. Bahkan untuk orang Indonesia ada survey yang
mampu membuat prediksi rata-rata 67 tahun.
Jadi kalau
begitu kita yang lahir tahun 1950 an tak akan dapat lagi melihat bagaimana
modelnya kalender tahun 2060, bagaimanapun disiplinnya kita berolahraga,
bagaimanapun taatnya kita berpantang, bagaimanapun kita rajin makan obat dan
supplement.
Almarhum ayahku,
mendongengi ku sebagai pengantar tidur, ketika ku masih kecil, kucari referensi
dalil agamanya belum ketemu sampai sekarang. Beliau menceritakan bahwa mahluk
pertama diturunkan di bumi adalah seekor burung demikian besar. Itu burung,
dibekali sejumlah besar biji-bijian untuk persediaan makanannya. Diberitahukan
kepada burung itu, bahwa usianya akan habis apabila biji-bijian bahan
makanannya itu habis.
Ketika
persediaan biji-bijian itu masih demikian banyaknya bahkan siburung tak dapat
menerka berapa jumlah persisnya biji-bijian itu, si burung makan dengan
lahapnya sampai temboloknya menonjol karena penuh. Begitulah seterusnya setiap
hari burung memakan biji-bijian itu, entah berapa lama biji-bijian itu makin
berkurang akhirnya si burung sanggup menghitung tinggal berapa biji yang masih
tersisa.
Karena sisa
biji-bijian bahan makanan itu sudah menipis maka si burungpun menjatah makanan
tiap hari bahkan akhirnya tinggal sebutir sehari, dengan demikian diapun tau
tinggal berapa hari lagi ia akan mati. Sejak hitungan biji-bijian tersisa
diketahui, hidup siburung sudah tidak ceria lagi. Dianya yang biasanya terbang
ke sana kemari berkicau dan bernyanyi, sudah ogah beraktivitas, nongkrong saja
di tempat dan tentunya badannya demikian kurus bukan hanya karena lantaran
sedikit makan, tetapi juga karena bersusah hati.
Andaikan kita
manusia diberitahukan berapa lama lagi usia kita persisnya akan habis, maka
beberapa kenikmatan yang bisa kita nikmati niscaya sudah akan tidak terasa
nikmat lagi. Bagi orang yang ahli ibadah mungkin akan terus menerus ibadah,
mohon ampun dan tak beranjak dari tempat ibadah, usaha sekedarnya saja tidak
semangat. Apa jadinya dunia ini perekonomian tidak berkembang, teknologi tak
akan maju, ilmu pengetahuan lainnya akan statis. Dunia akan dipenuhi orang tak semangat.
Tapi justru bagi
orang yang ahli maksiat, jika dia sejak awal ketika umur akil baligh sudah
mengetahui bahwa umurnya baru akan habis di angka 67 tahun, maka diapun
mengumbar nafsu dan kesenangan dunia, kemudian barulah pada menjelang
enampuluhan mulai aktif ibadah dan bertaubat. Apa jadinya dunia ini, orang
maksiat akan menjadi lebih banyak dari orang ibadah. Orang maksiat mamakai
dalil, bahwa yang penting pada akhir hayat khusnul khatimah.
Sudah sangat
nikmat kita tidak mengetahui kapan bakal ajal kita, agar kita tetap semangat
beraktivitas didunia ini, bagi yang ahli ibadah. Agar berjaga-jaga bagi ahli
maksiat supaya ngono yo ngono tapi ojo ngono, senantiaai ingat kapan-kapan maut
akan datang menjemput, dan malaikat maut tak akan sungkan datang ke tempat
maksiat.
Dengan demikian
maka itu rupanya barangkali rahasia Allah tidak memberikan informasi tentang
soal maut dan ruh kepada manusia, seperti antara lain diterangkan Allah melalui
dikemukakan pada surat Al-Mulk ayat 2:
2. Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Surat Al Isyra’
ayat 85
85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang
roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit."
Demikian tulisan
ini kupersembahkan khusus untuk para seniorku yang bulan September ini berulang
tahun yaitu Bpk. Tjukria P. Tawaf (2 September). Bpk. Achmad Chair Lubis (1
September) , Bpk. Djoko Santoso (5 September),
Bpk. Pramudji Iskandar (14 September) teriring do’a:
Semoga Allah
memberikan Bapak-Bapak senantiasa SEHAT sehingga tidak terganggu IBADAT.
Semoga Allah
memberikan Bapak-Bapak, umur yang panjang dalam taat kepada Allah dan
bermanfaat untuk sesama ummat.
Semoga Allah
memberikan Bapak-Bapak kemurahan rejeki yang halal dan dapat dibelanjakan hanya
untuk keredhaan Allah.
Semoga Allah
mengkondisikan anak cucu keturunan yang shaleh dan shalihah, kepada
Bapak-Bapak, yang insya Allah menjadi investasi kelak di akhirat nanti, karena
mereka nantinya akan mendoakan orang tuanya.
Amien ya rabbal
alamin.