Khutbah Jum’at:
Setelah mukadimah berupa pujian dan syukur kepada
Allah dan selawat kepada Nabi, berikutnya membaca ayat yang akan dijadikan
thema khutbah.
155.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Bersyukur
kita kepada Allah, …………….untuk Jum’at ini, saya ajak jamaah merenungkan
kebersyukuran kita karena:
1. Allah
telah menjadikan kita bangsa yang merdeka, dengan kemerdekaan itu, kita
menentukan bagaimana kita berbangsa dan bernegara tidak di bawah bangsa lain.
Kitapun bersyukur kita sendirilah menentukan wakil kita yang akan mengelola
bangsa ini dan kitapun akan berhak memilih memimpin negara ini.
2. Allah
telah menjadikan bangsa kita bangsa yang majemuk, tetapi dalam kemajemukan itu
hati-hati kita tetap dipersatukan.
3. Kita
dijadikan bangsa yang mendiami kawasan dunia yang nyaman. Tidak ada musim panas
terlalu panas, tidak ada musim dingin terlalu dingin.
4. Kita
adalah suatu bangsa yang dapat dengan nyaman melaksanakan ibadah keagamaan
kita, ditengah kemajemukan bangsa.
Selawat
dan salam, salutasi dan do’a kita mohonkan kepada Allah buat Rasul Muhammad
saw. Beserta para sahabat dan para ulama penerus risalah beliau. Lantaran perjuangan Rasulullah dan para
sahabat dan para ulama pendahulu itulah kita sampai detik ini masih memiliki
iman dan Islam.
Hadirin
sidang Jum’at yang sama-sama mengharapkan keredhaan Allah swt.
Dari
ayat yang dibacakan di mukadimah, surat Albaqarah ayat 55; Allah memperingatkan
bahwa Allah pasti akan memberikan cobaan kepada manusia dimanapun dia berada
dengan 5 pokok cobaan yaitu:
1. Rasa
takut
2. Kelaparan
3. Kehilangan
harta benda
4. Gagal
dalam usaha, dilambangkan dengan kurangnya buah-buahan, gagal panen
5. Kehilangan
jiwa
Dengan
demikian bila seseorang, atau sekelompok masyarakat, lebih luas lagi suatu
bangsa dapat mengurangi, kalau boleh menghindari dan setidaknya beberapa diantara 5
pokok cobaan itu, maka orang
tersebut, maka keluarga itu, atau bangsa tersebut mencapai kesejehteraan.
Memang diantara 5 cobaan itu, tidak semuanya keberhasilannya lantaran diikhtiarkan kita.
Kesejahteraan
individu, kesejehteraan kelompok masyarakat, kesejehteraan suatu bangsa
tergantung kemampuan mereka untuk mengkondisikan:
1.
terbebas dari rasa takut.
2.
terbebas dari kelaparan
3.
terbebas dari kehilangan harta benda
4.
terbebas dari kegagalan berusaha
5.
terbebas dari keterancaman jiwa
Terbebas dari rasa takut.
Rasa takut baik sebagai individu atau keluarga dan sebagai bangsa, dapat
dibedakan menjadi rasa takut dari ancaman dari
LUAR dan rasa takut karena ancaman dari DALAM.
Ancaman
ketakutan dari DALAM bagi suatu keluarga, adalah ketakutan tentang segala
sesuatu yang terjadi di intern keluarga, kurang sukses anggota keluarga, tidak
berhasil pembinaan keluarga. Sedangkan ancaman ketakutan dari DALAM bagi suatu
bangsa adalah ancaman yang datang dari perpecahan, silang sengketa anak bangsa
sebagai anggota masyarakat suatu bangsa. Yaitu runtuhnya kesatuan dan
persatuan.
Adapun
ancaman ketakutan dari luar bagi suatu keluarga, suatu rumah tangga, tidak
terciptanya rasa aman lingkungan, rumah ditinggal sebentar disatroni maling dan
bahkan disana sini sering terberita ada perampokan, pencurian dengan kekerasan.
Kini bukan saja rumah tangga, masjidpun sudah rawan kemalingan.
Ancaman
ketakutan dari luar suatu bangsa, adalah melindungi wilayah negara dari
gangguan bangsa lain, baik secara politik, keamanan dan ekonomi.
Kelaparan
Keluarga
yang sejahtera bila keluarga tersebut dapat mencukupi kebutuhan akan makan,
terhindar dari kelaparan, sebagai kebutuhan dasar setiap manusia.
Bangsa
yang sejahtera adalah bangsa yang dapat mengkondisikan perekonomian bangsanya
demikian rupa, sehingga rakyatnya makmur, perekonomiannya tumbuh sehingga
anak-anak bangsa tidak mengalami kemelaratan, singkatnya mudah mencari makan.
Kehilangan harta benda
Kehilangan
harta benda anggota masyarakat, bisa terjadi karena pencurian, atau karena
pengambil-alihan asset seseorang disebabkan karena kezaliman salah satu pihak.
Negara seyogyanya dapat menciptakan rasa aman dan rasa keadilan tentang perpindahan
harta benda dari warga negaranya. Selain itu negara seharusnya dapat
mengamankan harta kekayaan yang ada di dalam bumi dan air yang terkandung
didalamnya, untuk sebanyak-banyaknya bagi kemakmuran rakyat, sesuai benar
dengan amanat undang-undang Negara kita.
Hadirin sidang Jum’at yang
dimuliakan Allah.
Factor
yang keempat dari kesejahteraan individu dan bangsa seperti yang saya kemukakan
di atas adalah terbebasnya anak
bangsa dari kegagalan usaha. Mudahnya warga Negara untuk berusaha, tersedianya
lapangan kerja. Tak perlu harus menjadi kuli di Negeri orang.
Terancam jiwa
Belakangan
ini, sudah semakin marak seolah-olah kejadian umum, dengan mudah manusia
Indonesia terancam jiwa. Ada cucu dengan mudah menghilangkan jiwa kakeknya. Ada
istri yang mengatur pembunuhan suami, ada suami yang menyewa orang membunuh
istri dan terakhir kita dengar seorang ibu tega menghabisi jiwa anaknya yang
masih balita.
Suatu
bangsa sejahtera bila dapat melindungi warganya dari keterancaman jiwa
tersebut.
Hadirin
sidang Jum’at yang dimuliakan Allah.
Kesemua
faktor di atas untuk membebaskan dari ketakutan,
membebaskan diri dari kelaparan, kehilangan harta benda, mendapat kemudahan berusaha dan terhindar dari
kegagalan usaha, dan terancamnya jiwa
hanya dapat diwujudkan oleh organisasi masyarakat yang namanya bangsa. Bangsa
harus mempunyai perangkat organisasi yang mengelola segala sumber yang ada
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Organisasi bangsa itu intinya, terdiri
atas legislatif dan presiden yang akan kita pilih setiap lima tahun sekali.
Saudaraku penghadir majelis Jum’at
yang di rahmati Allah.
Sebentar
lagi, beberapa hari lagi bangsa ini mengadakan perhelatan besar, yaitu
pemilihan umum. Saudara akan diminta bertanggung jawab untuk membentuk
organisasi bangsa yang akan mengelola bangsa ini, sehingga dapat mengkondisikan
demikian baik Pengelolaan kelima faktor yang disebut di atas.
Gilaran
nanti anda berada dalam TPS, apa yang anda pilih, tidak diketahui siapapun.
Tetapi anda tau Allah melihat apa yang anda lakukan. Nanti akan diminta
pertanggungan jawab apa yang telah anda lakukan, karena rekaman potret anda
terpelihara dengan baik dalam kitab Allah.
Untuk
itulah, anda harus memilih calon wakil anda. Sedapat mungkin anda harus memilih
wakil yang terbaik dari yang tersedia. Apakah dalam artian yang terbaik dari
yang jelek-jelek karena apaboleh buat itulah yang tersedia. Pertanyaannya
adalah bagaimana memilih orang yang baik……………
Saudaraku
kaum muslimin khususnya jamaah masjid Arrahmah yang hadir di Jum’at ini.
Allah
memberikan arahan buat kita, ukuran baik
menurut salah satu ayat dalam Al Qur’an yaitu ayat 177 surat Albaqarah. Kriteria
seorang dapat dikatagorikan baik:
Orang yang
beriman:
beriman
kepada Allah
beriman kepada hari akhir
beriman kepada malaikat
beriman
kepada kitab
beriman
kepada nabi-nabi
Kemudian orang beriman tersebut sanggup beramal
yaitu:
sanggup menafkahkah rezeki yang disayanginya kepada:
kerabat, anak
yatim, orang-orang miskin.
orang berjuang dijalan Allah, orang minta-minta, membebaskan
perbudakan.
Belum juga cukup hanya dengan amal sosial itu, orang
baik itu bila:
mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat
menepati janji, bila ia berjanji.
bersabar
dalam kesulitan dan penderitaan serta perperangan.
Itu kriteria orang baik menurut arahan Al-Qur’an.
Selanjutnya terserah pilihan anda. Dan percayalah anda akan diminta tanggung
jawab tentang pilihan anda. Di dunia pilihan anda akan berdampak untuk
kehidupan seluruh bangsa setidaknya dalam lima tahun yang akan datang dan bukan
mustahil untuk kelanjutan bangsa ini selamanya. Inti pokoknya orang yang baik
adalah mengimani rukun iman dan mewujudkan keimanannya itu dengan shalat,
zakat, dan dermawan dan menepati janji, diikuti dengan sabar.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada mata hati
dan mata lahir kita agar dapat tertuntun tangan kita menjatuhkan pilihan kepada
orang yang baik menurut ukuran Allah dan Rasul-Nya.
Barakallahu …………
Khutbah ini kusampaikan sebagai khutbah pertama di
masjid Arrahmah Paseban. Jl. Percetakan Negara No. 1 Jakarta Pusat, pada hari
Jum’at: Jum'at 21 Maret 2014