Monday 9 May 2016

BERAT mana melanggar LARANGAN atau melanggar PERINTAH



Bertanya anak pada ayahnya di meja makan. “Mana lebih berat sanksi atau risiko melanggar larangan dibandingkan dengan sanksi atau risiko tidak melaksanakan perintah”. Melaggar larangan, juga merupakan keingkaran. Tidak melaksanakan perintah juga merupakan keingkaran atau pembangkangan. Jadi kalau ukuran pada pembangkangan, kedua-duanya sama-sama pembangkangan. Kedua pembangkangan ini mana yang lebih berat resikonya.
Ayah menjawab: Apa maksudmu menanyakan hal itu nak?. Jawab Anak; ibarat saya dalam menjalankan hidup ini laksana mengendarai kendaraan, disebelah kiri ada tonggak perintah dan disebelah kanan terdapat tonggak larangan, ditengah-tengah ada orang melintas, kendaraan terpacu laju, sudah jelas harus menginhadri menabrak orang, pilihan tinggal banting kiri atau kanan, jika harus ditabrak yang mana.
Menurut parameter agama, pembangkangan yang pertama dilakukan oleh iblis, ketika dianya diperintahkan sujud kepada Adam. Dia enggan melaksanakan peritah Allah dengan alasan merasa lebih terhormat ketimbang Adam. Sanksi yang diberikan Allah adalah berupa pengusiran dari Surga dan mengutuk Iblis sampai hari kiamat. Sedangkan pelanggaran terhadap larangan, yang pertama kali dilakukan oleh Adam dan Hawa. Merekapun terkena sanksi yang sama yaitu pengusiran dari Surga, juga sampai waktu yang ditentukan,
Adam diajarkan oleh Allah untuk bertobat, kemudian taubatnya diterima setelah berada di bumi dan dijanjikan Allah bagi anak cucu adam yang berbuat kebaikan akan kembali lagi kelak ke Surga.  Sedangkan Iblis mendapat laknat Allah sampai Yaumiddin.
Mungkin dapat kita telusuri pembangkangan Iblis, sehingga mendapatkan penalty yang demikian hebat adalah disebabkan:
Ø  Iblis membangkang dengan disertai bahwa dianya merasa lebih terhormat dari pada Adam, jadi ada unsur kesombongan disini.
Ø  Iblis adalah mahluk yang dekat dengan Allah yang memberikan perintah yang dibangkangnya, dengan demikian Iblis sudah faham betul dengan kekuasaan Allah, bahkan dapat berdialog langsung.
Ø  Iblis mahluk Allah yang tidak diberikan potensi kelemahan seperti manusia. Adapun manusia di program Allah dapat hilaf, memiliki hawa nafsu.
Sedangkan keteledoran Adam dan Hawa sehingga dapat diberikan jalan keluar berupa bertaubat disebabkan:
Ø  Adam dan Hawa tergoda melanggar larangan memakan buah Huldi lantaran hilaf, sebab ketika itu tidak langsung dihadapan Allah, sebagaimana Iblis mendapat perintah langsung dihadapan Allah. Meskipun Adam dan Hawa semestinya mengetahui bahwa Allah selalu melihat dimanapun mereka bereda. Tidak terdapat unsur kesombongan pada Adam dan Hawa, semata-mata karena hilaf/lupa.
Ø  Adam adalah mahluk ciptaan baru dibanding dengan Iblis, sebagai ciptaan baru belum punya banyak pengalaman atas begitu besarnya kekuasaan Allah dan begitu dahsyatnya jika larangannya dilanggar.
Ø  Adam adalah mahluk ciptaan Allah yang didesain memiliki potensi hilaf/lupa potensi menjadi taqwa dan menjadi durhaka kepada Allah. Meskipun untuk itu dia diberikan ilmu yang melebihi dari ilmu yang sudah diberikan kepada para Malaikat termasuk Iblis.
Kembali anak bertanya lagi; Lantas bagaimana ayah; “Berat mana melanggar perintah atau melanggar larangan”. Ayah menjawab; “Mungkin sangat tergantung alasan pelanggarannya Nak!. Walhu Alam Bhisawab.  Bahgaimana menurut pembaca???