Thursday 22 May 2014

STRATA IMAN



Banyak berucap si orang bijak
Hidup di dunia  ini adalah pilihan
Berbuat baik usahakan banyak
Insya Allah, dunia dan akhirat aman

                Bila di dunia banyak maksiat
                Susahkan diri dan masyarakat
                Di dunia hidup kurang manfaat
                Di akhirat nanti akan dilaknat

Strata Iman setiap orang di Informasikan Allah dalam Al-Qur'an Surat Fathir (surat 35) ayat 32:
32. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[*] dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
[*]. Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.
Dari ayat di atas, Allah menegaskan bahwa:
1.       Keberimanan seseorang tidak demikian saja secara kebetulan, tetapi adalah dipilih Allah. Oleh karena ini, berterimakasih (bersyukur) kita kepada Allah telah memilih kita dikelompokkan sebagai orang beriman. Sebab banyak ummat manusia di dunia ini yang digolongkan orang tidak beriman. Mereka tidak percaya bahwa dunia ini dan dirinya adalah ciptaan Allah. Mereka yang tidak beriman, berargumen bahwa belum pernah ada yang lihat surga dan neraka. Mereka lupa bahwa meskipun mereka melihat dengan biji matanya, tetapi mereka belum pernah melihat biji matanya sendiri.
2.       Setelah dipilih sebagai orang beriman, Allah memberikan kebebasan kepada kita orang beriman itu untuk menentukan pilihan dalam tiga strata  yaitu:
a.       Orang yang beriman, menganiaya dirinya sendiri. Kelompok ini memilih melanggar larangan-larangan Allah, banyak melakukan perbuatan maksiat, merugikan orang lain, sekaligus merugikan dirinya sendiri. Tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, beranggapan bahwa perintah Allah menyusahkan dirinya. Padahal Allah tidak akan rugi biarpun seluruh manusia bermaksiat, walaupun seluruh manusia tak melaksanakan perintah-Nya.
b.      Orang yang beriman, di strata pertengahan. Kelompok ini menjalankan perintah Allah hanya hal-hal yang wajib saja, tidak diikuti yang sunnah-sunnah. Sementara itu di larangan Allah ia tinggalkan semampunya. Mereka melaksanakan perintah Allah sekedar hanya menggugurkan dosa demikian juga menjauhi larangan Allah agar tidak berdosa.
c.       Orang yang beriman, banyak berbuat kebaikan. Kelompok ini menjalankan perintah Allah yang wajib dan terus menerus dengan memperbanyak amalan sunnah. Shalat, mereka tidak saja shalat wajib, juga sholat sunnah diperbanyaknya. Puasa tidak hanya bulan Ramadhan, tetapi diiringi oleh serangkaian puasa sunnah. Mengeluarkan sebagian harta bukan hanya zakat tetapi diikuti oleh infaq dan sadakah. Disamping berhaji juga sering ber umrah. Mengingat Allah dan Rasul-Nya bukan hanya bersyahadah, tetapi diikuti oleh dzikir disetiap kesempatan.
3.       Semua pilihan itu dapat dilakukan dengan izin Allah. Sebagaimana diajarkan Rasulullah bahwa bila mendengar adzan ketika muadzin membaca haiaalashalah dan haiayaalalfalah, pendengar menjawab dengan la hau la wala quwata illa billah (tiada daya upaya tanpa bantuan Allah). Ini mengandung makna bahwa untuk memenuhi panggilan shalat pun kita ini seizin dan dipilih oleh Allah, apakah termasuk golongan orang yang sanggup memenuhi panggilan itu atau tidak.
4.       Semua itu adalah karunia Alllah yang besar. Bila kita dapat mengelompok pada strata ke tiga maka kita adalah termasuk orang-orang yang mendapat karunia yang besar dari Allah s.w.t.
Marilah kita berusaha sekuat tenaga, mumpung masih hidup di alam dunia ini, di alam ketiga kita kehidupan yang kita lalui dan sangat singkat tetapi sangat menentukan untuk kehidupan kita di alam alam selanjutnya. Agama memberitakan bahwa kedepan setelah alam dunia ini, semua kita, mau tidak mau harus masuk ke alam keempat yaitu alam kubur. Alam kubur adalah alam penantian yang teramat panjang sampai datangnya hari kiamat (alam kelima). Di dalam alam kubur di penantian yang demikian panjang itu, amal ibadah kitalah yang akan menjadi teman kita yang membuat alam itu bahagia atau sengsara, ditentukan oleh tabiat kita selama didunia sekian puluh tahun itu.
Alam selanjutnya, kabar agama mewartakan bahwa akan masuk ke alam mahsyar yang juga panjang, dimana dikumpulkan kita semua manusia. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai apa yang dibuat di dunia. Tidak ada satupun manuisa yang didzalimi Allah. Akan sangat mengerikan keadaannya bagi manusia yang selama hidupnya memilih hidup dengan iman tetapi amalnya seperti pada strata pertama disebut di atas yaitu memilih mendzalimi dirinya sendiri. Sampai-sampai mereka akan memohon kepada Allah di alam mahsyar nanti seperti yang diinformasikan Al-Qur’an surat 78 An-naba  ayat 40 dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.".
Proses selanjutnya semua kita akan masuk ke alam perhitungan. Di alam ini akan ditetapkan kemana masing-masing kita akan ditempatkan, apakah ke neraka atau ke surga. Hanya ada dua pilihan agaknya tidak ada pilihan tengah, “tidak ke neraka tidak juga ke surga”. Cuma di kabarkan surga bertingkat pula keistimewaannya dan nerakapun bermacam pula jenisnya untuk menggambarkan ringan beratnya tingkat kesengsaraannya.
Penghuni surga rupanya berkomunikasi dengan penghuni neraka seperti ternukil dalam surat Al Araf (surat 7) ayat 44. “Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka  (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul." Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim,
Wallahu alam bishawab.